Senin, 22 Desember 2008

Dosa politik Sby-JK

Senin, 22/12/2008 15:18 WIB
Trilogi Dosa Politik SBY-JK 'Dibongkar'
Laurencius Simanjuntak - detikNews

Jakarta - "Katakan tidak pada politik janji!!!"
"Katakan tidak pada politik citra!!!"
"Katakan tidak pada politisi gagal!!!"

Demikian isi deklarasi yang dibacakan pengamat politik Boni Hargens di sela-sela peluncuran bukunya 'Trilogi Dosa Politik SBY-JK' di Galeri Kafe, Taman Ismail Marzuki, Jakpus, Senin (22/12/2008). Hadir juga dalam pembacaan deklarasi itu capres independen Fadjroel Rachman dan kandidat capres PBR Rizal Ramli.

"Katakan tidak pada rezim SBY-JK!" tambah Fadjroel.

Menurut Fadjroel, berbagai kebijakan pemerintahan SBY-JK yang pro Barat membuatnya tidak berbeda dari pemerintahan Soeharto saat Orde Baru. "Tahun 2009 adalah bab akhir bagi para Soehartois dan Orbais," cetus Fadjroel berkomentar tentang Pemilu 2009 yang masih akan diikuti oleh duet tersebut.

Fadjroel pun mengamini isi buku Boni Hargens yang menguak sisi hitam pemerintahan SBY-JK. "Ini vonis mati terhadap rejim SBY-JK," tandasnya.

Selain menulis 'Trilogi Dosa Politik SBY-JK', Boni Hargens juga pernah menulis '10 Dosa Politik SBY-JK' pada tahun 2007. Di tahun yang sama, dosen FISIP UI ini juga pernah menjadi editor buku yang ditulis oleh Ketua Fraksi PDIP DPR Tjahjo Kumolo.

Dalam bukunya, Boni Hargens ini mengungkapkan semua sisi hitam SBY-JK. Mulai dari pencitraan duet tersebut sampai kegagalannya dalam hal ekonomi.

Akbar Tandjung, Prabowo Subianto, dan Wiranto sebenarnya juga diundang sebagai pembicara dalam acara ini. Namun, ketiganya tidak bisa hadir dalam acara. Hanya Wiranto yang mengirimkan politisi Hanura, AS Hikam, sebagai wakilnya.

(lrn/nrl)
Senin, 22/12/2008 16:00 WIB
Gayus: Pemerintah Tahan RUU Pengadilan Tipikor 2 Tahun
Elvan Dany Sutrisno - detikNews

Jakarta - Panja RUU Pengadilan Tipikor DPR tidak mau disalahkan soal terkatung-katungnya pembahasan RUU tersebut. Kelambanan pemerintah, justru dituding jadi biang persoalan.

"Jadi sudah 2 tahun ditahan pemerintah, terutama di lembaga terkait yaitu Depkum HAM," kata anggota Panja RUU Pengadilan Tipikor Gayus Lumbuun di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (22/12/2008).

Gayus melanjutkan, Mahkamah Konstitusi (MK) memang memberikan waktu hingga 3 tahun agar RUU tersebut segera disahkan, batas akhir 2009, namun entah karena alasan apa, baru pada 1 September 2008 pemerintah menyerahkan draftnya. Padahal RUU ini penting bagi keberadaan pengadilan tipikor.

"Saya tidak menyalahkan pemerintah karena pemerintah mempunyai banyak pertimbangan," tambahnya.

Diakuinya apabila RUU Pengadilan Tipikor dibuat simpel dengan mengerucut ke beberapa bagian yang rawan debat, seperti soal hakim ad hoc, maka penyelesaian dapat dilakukan secepatnya.

"Ketua Panja RUU Pengadilan Tipikor adalah orang Golkar Ibu Dewi Asmara, tetapi jangan mikir jadinya kaya UU yang lain ya, Ibu Dewi sangat obyektif," imbuhnya.

Dan PDIP, lanjut Gayus akan berupaya untuk segera memperjuangkan sesegera mungkin RUU Pengadilan Tipikor.

"Kami fraksi kalahan, karena kekuatan kami hanya 20 persen. Semoga besok lebih baik, kami tidak punya kekuatan lebih tapi kami usahakan sekuat tenaga," tandasnya.
(ndr/iy)

Sby jangan klaim prestasi KPK (2)

22/12/2008 - 17:23
Iklan Menyesatkan, SBY Mengecewakan
Vina Nurul Iklima

INILAH.COM, Jakarta - Keberhasilan pemerintahan SBY diragukan. Bahkan klaim keberhasilan yang kerap dikampanyekan melalui iklan dinilai menyesatkan. Sebab kinerja SBY justru sangat mengecewakan.

"Iklannya sangat berlebihan dan bisa dibilang menyesatkan. Terus terang saya tak mengerti di mana dan dari sisi apa melihat keberhasilannya. Justru penanganan pemerintahan SBY dalam bidang politik dan keamanan sangat mengecewakan," kata anggota Deperpu PDIP AP Batubara dalam 'Catatan Akhir Tahun Pemerintahan SBY' di Gedung Land Mark, Jakarta, Senin (22/12).

Dalam bidang penegakan hukum misalnya, lanjut dia, KPK berhasil memenjarakan koruptor, namun diklaim sebagai keberhasilan pemerintahan SBY. Padahal KPK merupakan lembaga independen. Berbeda dengan Polri dan Kejagung yang bertanggung jawab kepada presiden.

"Prestasi kedua lembaga yang bertanggung jawab kepada presiden itu sampai sekarang belum menonjol, khususnya di bidang pemberantasan korupsi," papar dia.

Begitu juga dalam bidang ekonomi. Ia mengkritik bahwa keberhasilan pertumbuhan ekonomi itu hanya dirasakan oleh segelintir elit, tidak menyentuh mayoritas lapisan bawah.

"Pernyataan itu tidak memiliki korelasi dengan berkurangnya angka pengangguran dan kemiskinan. Pertumbuhan itu hanya dinikmati oleh pengusaha dan pejabat saja," kata dia.

Pada era pemerintahan SBY, lanjutnya, justru terjadi ancaman yang serius terhadap kedaulatan RI. Ada UU Penanaman Modal Asing yang memberi keleluasaan kepada para kapitalis asing bukan saja untuk investasi, tetapi juga menguras kekayaan alam RI.

"Mereka diberi kesempatan untuk mendikte kita, dan pemerintah memberi izin secara leluasa yang menyangkut kedaulatan rakyat," ujarnya.

Dari sejumlah fakta itulah ia menilai bahwa pemerintahan SBY masih jauh dari keberhasilan. Bahkan yang terjadi sebenarnya justru kegagalan. [ikl/sss]

Sabtu, 13 Desember 2008

Amien Rais : Mega lebih nasionalis ketimbang Sby

Amien Rais mengkritik Mega dan PDIP. Tapi, dia juga memuji Mega sebagai pemimpin yang sangat nasionalis. Beliau mencontohkan kasus Blok Cepu, Krakatau steel, Indosat dan VLCC.
Blok Cepu, menurut Amien, tidak pernah bisa dicaplok oleh Asing pada jaman Mega, demikian juga Krakatau Steel. Tapi pada jaman Sby, kedua aset negara tsb jatuh ke tangan asing.
Mega juga "hanya" menjual Indosat dan VLCC, tetapi, kata Amien, Sby lebih banyak aset negara yng dilepas.

13/12/2008 08:08
Amien: Mega Berbaju Muslim, Suara PDIP Naik
Iqbal Fadil

Amien Rais
(inilah.com/Wirasatria)

INILAH.COM, Jakarta - Modal sebagai pemimpin partai oposisi yang selalu mengkritik kebijakan pemerintah dinilai masih kurang cukup bagi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendongkrak suaranya di Pilpres 2009. Mantan pesaingnya di Pilpres 2004, Amien Rais mengaku punya tips untuk itu.

"Dari segi penampilan fisik, jika saja Mbak Mega mau mengenakan busana muslimah, saya jamin akan banyak dampak politiknya. Katakanlah bisa membantu meningkatkan peraihan suara dalam pemilu legislatif dan pilpres 2009," usul Amien.

Ucapan mantan ketua MPR itu menjadi kalimat pembukanya di dalam buku 'Mereka Bicara Mega' seperti dikutip INILAH.COM, Sabtu (13/12). Di halaman 17 sampai halaman 21, Amien memberikan testimoni dan saran-saran dalam tulisan berjudul 'Mumpung Masih Ada Waktu'.

Namun, Amien buru-buru mengingatkan, hal-hal yang hanya bersifat simbolik seperti itu (berbusana muslimah) tidak akan menggeser hal-hal yang bersifat substansial, bila tidak diikuti sikap, tindakan, dan kegiatan keagamaan yang signifikan. Bisa jadi, lanjut Amien, tipsnya itu malah kontraproduktif bagi Mega.

Busana muslimah, menjadi titik masuk bagi Amien untuk mengkritik PDIP secara keseluruhan. Amien melihat, PDIP masih mengulangi kesalahan yang sama dalam menjalankan kebijakan partai. Misalnya, menyusun daftar caleg secara tidak proporsional jika ditinjau dari representasi keagamaan.

Kritikan itu tidak dimaksudkan Amien untuk menajamkan perbedaan SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan). Tetap itu merupakan sesuatu yang secara sosiologis harus diperhatikan.

Amien melanjutkan, aspek keterwakilan merupakan faktor yang sangat penting dalam menghadapi Pemilu 2009. "Saya ini paham betul soal Jawa Tengah. Saya lahir dan dibesarkan di Solo. Tidak bisa dibantah, keberadaan PDIP di wilayah tersebut paling dominan. Tetapi saya sering mendengar dari teman-teman PDIP sendiri bahwa kelompok muslim makin lama makin tidak kerasan, karena merasa terpinggirkan. Itu adalah contoh soal keterwakilan yang saya maksud. Sungguh, itu sangat riil," paparnya.

Perolehan suara yang menurun drastis dari Pemilu 1999 ke Pemilu 2004 menurut Amien juga disebabkan golongan arus bawah PDIP mulai sadar, aspirasi mereka tidak terwakili. Soal pemilih muslim ini, Amien berkata, "Ini masalah ketidakadilan saja, karena pendukung PDIP, kendati abangan, tetaplah muslim. Pemilih PDIP sebagian besar kaum muslimin, namun mereka tidak terwadahi secara proporsional."

Di bagian lain, Amien menyebut, ada kelompok elit di tubuh PDIP yang mendiktekan kemauannya. Kelompok ini tidak pernah tampil terbuka melakukan ekspresi atau melakukan debat dan tukar pikiran. Sayangnya, pikiran dari kelompok ini yang justru menjadi garis kebijakan partai.

Tak hanya mengkritik Mega dan PDIP, Amien juga menyampaikan sanjungannya untuk putri Bung Karno itu, terutama untuk sikap nasionalismenya. Amien bahkan menyatakan, "Nasionalisme dalam diri Mbak Mega cukup kuat, jauh masih lebih kuat dan bisa dipercaya ketimbang SBY."

Untuk mendukung ucapannya itu, Amien mengacu pada kasus Exxon Mobil yang ingin mencaplok blok Cepu, tapi tidak pernah berhasil pada saat Mega menjadi presiden. Saat SBY berkuasa, Exxon baru kesampaian dan sukses besar.

Atau perusahaan baja India yang hendak menguasai PT Krakatau Steel yang tidak pernah diizinkan. Di zaman pemerintahan SBY, justru dipersilakan.

"Zaman Megawati dulu menteri-menterinya hanya melepas Indosat dan kapal tanker Pertamina. Zaman Yudhoyono semuanya mau dilepas. Jadi kalau bicara soal nasionalisme, saya melihat jiwa nasionalisme Mbak Mega memang amat besar dan kuat," ujar Amien.

Amien kembali mengingatkan, jika Mega menjadi capres lagi, tapi setting-nya masih seperti pada Pilpres 2004, menurutnya akan sia-sia. "Mumpung masih ada waktu, PDIP harus benar-benar progresif mulai dari strategi, jejaring, hingga rekrutmen tim sukses yang profesional," pesan Amien.[dil]
http://www.inilah.com/berita/politik...ara-pdip-naik/

Sby jangan klaim prestasi KPK

13/12/2008 20:02
SBY Kok Klaim Kerja KPK?
Windi Widia Ningsih


INILAH.COM, Jakarta - KPK dinilai sukses 'menyikat' koruptor. Tanpa pandang bulu, pejabat maupun mantan pejabat, anggota DPR, bahkan hingga besan Presiden SBY, Aulia Pohan, disentuh KPK. Namun yang tak habis pikir, keberhasilan KPK diklaim sebagai hasil kerja pemerintahan SBY.

"Hal yang menarik, hasil-hasil kerja KPK ini diklaim oleh pemerintah SBY sebagai kerja pemerintah. Padahal KPK itu kan lembaga yang independen," kata Ketua komisi III DPR Trimedya Panjaitan di Jakarta, Sabtu (13/12).

Menurutnya, KPK bukan bagian dari pemerintah. Sebab KPK berdiri sendiri. Sedangkan pemerintah tidak berhak mengintervensi kerja KPK. Jadi KPK bukanlah pembantu presiden.

"Jadi prestasi yang baik itu adalah prestasi KPK, walaupun dari upaya menyelamatkan kerugian negara belum cukup maksimal," ujarnya.

Agar KPK lebih fokus pada upaya penyelamatan keuangan negara, saran Trimedya, yakni dengan menggunakan hasil laporan semester dari BPK. Jadi KPK tidak usah direpotkan dengan penyadapan.

"Menurut saya KPK bisa berjalan dengan cara mengevaluasi hasil laporan semester dari BPK. Itu semua institusi negara disebutkan kerugian negara, jadi sudah matang. Tidak perlu lagi KPK melakukan yang sulit-sulit melakukan penyadapan membongkar tindak pidana korupsi," katanya. [win/sss]

http://www.inilah.com/berita/politik/2008/12/13/68631/sby-kok-klaim-kerja-kpk/

Jumat, 12 Desember 2008

Sambutan Mega membuat gerr gerran ...

Mega: Ternyata Saya Keren Juga Ya...
Megawati Soekarnoputri

Jumat, 12 Desember 2008 | 16:51 WIB

JAKARTA, JUMAT — Puncak peluncuran buku Mereka Bicara Mega ditandai dengan pidato dari sang empunya buku, Mega, dalam sambutan santainya, berulang kali mengundang gelak tawa para tamu undangan peluncuran buku yang berlangsung di Golden Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (12/12) sore.

Kali ini, Mega tak banyak berbicara tentang dunia politik yang selama ini akrab dengannya. Ia berkisah tentang berbagai cuplikan kisah yang dialami dalam hidupnya. Kisah-kisah ringan yang menurutnya selama ini tak diketahui publik.

"Boleh juga ya, orang tahu siapa saya. Kayaknya kalau saya baca di media, kok saya itu ditempatkan di down grade. Seakan-akan saya tidak cerdas, naif, hanya ibu RT. Tapi sebenarnya itu kan bisa dipatahkan dengan kenyataan bahwa saya ini ketua umum partai yang paling lama di Indonesia," kata Mega sambil tertawa.

Ia lantas bercerita bahwa jalannya menuju kursi wapres dan presiden adalah jalan yang berliku. Putri Bung Karno itu pun merasa prihatin dengan anggapan bahwa perempuan tidak bisa memimpin. Entah bermaksud menyindir pemimpin laki-laki atau tidak, yang jelas Mega membuat ilustrasi yang cukup membuat ger-geran.

"Tahun 2004, saya berharap ibu-ibu bisa memilih saya. Ternyata tidak. Kalau saya ke daerah, ibu-ibu minta maaf karena salah pilih. Saya bilang, makanya bu, yang paling tahu bikin sambal kan kita-kita (perempuan). Bapak-bapak itu mana tahu harga-harga makanya seenaknya. Coba tanya harga cabe berapa? Pasti lihat kanan kiri tanya ke istrinya," ujar dia sambil tersenyum.

Tentang buku yang berisi testimoni dirinya, Mega tak menyangka bahwa apa yang dituliskan rekan-rekannya bernada positif semua. Dengan sedikit narsis ia berujar, "Isinya bagus-bagus semua." "Saya sampai berpikir, ternyata saya keren juga ya...," katanya kembali dengan tawa.


Inggried Dwi Wedhaswary

Mega luncurkan buku "Mereka Bicara Mega"

Hari ini Mega meluncurkan buku "Mereka Bicara Mega." Dalam sambutannya, beberapa hal terungkap. Barangkali kepolosan dan ketulusannya lah yang membuat aku selalu terpesona oleh nya. Tak lupa gaya bahasanya yang njawa itu sering bikin tamu gerrr. Dalam sambutannya, Mega menyebut nama-nama seperti Rizal Ramli dan Tifatul Sembiring.

Jumat, 12/12/2008 17:14 WIB
Mega: Aku Emoh Nek Wapresku Mikirin De'e Presiden
Laurencius Simanjuntak - detikNews

Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sedang menggodok siapa yang akan menjadi pendamping Megawati Soekarnoputri sebagai calon wakil presiden (cawapres). Ketua Umum PDIP tersebut mewanti-wanti agar cawapresnya tak berpikiran menjadi capres.

"Yang penting awas lo, aku emoh nek nanti wapresku mikirin de'e presiden loh (aku tidak mau kalau nanti wapresku mikirin dia mau jadi presiden)," kata Megawati mengulang pesan yang disampaikan pada Sekjen PDIP Pramono Anung.

Hal itu disampaikan Mega dalam sambutan acara peluncuran buku 'Mereka Bicara Mega' di Hotel The Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (12/12/2008).

Mega pun heran mengapa saat ini banyak orang yang hanya mau maju menjadi capres, dan jarang yang mau menjadi cawapres.

"Begitu banyak capres. Tapi saya mikir kok nggak ada yang mau untuk jadi cawapres ya? Terus Pram bilang, jadi gimana Bu? Mau nama atau kriteria? Ya kamu Sekjen, pikir, saya bilang," tutur anak kedua Bung Karno itu.

Memang Saya Doyan Jadi Capres?


Pernyataan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring yang mengatakan sebaiknya pemimpin tua menyingkir dari pentas politik nasional tidak luput ditanggapi Mega.

"Ngapain sih? Kalau yang muda mau maju, ya maju aja lah. Sampai saat ini saya lihat nggak ada yang maju. Kalau mau maju ya maju dong. Kalau gagal nanti coba lagi. Jangan yang tua-tua disuruh nyingkir," tukas Mega.

"Seperti waktu Pak Tifatul bilang Ibu Mega nggak perlu lagi (maju). Memang dipikir saya doyan apa jadi calon presiden? Saya ini diangkat dari kongres partai lo, jadi jangan main-main. Jadi maju ya maju aja, nanti rakyat memilih," tantang dia.(nwk/iy)

Jumat, 12/12/2008 16:26 WIB
Sanjung Mega, Rizal Ramli 'Jatuhkan' SBY
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Jakarta - Rizal Ramli berorasi dalam peluncuran buku "Mereka Bicara Mega". Dalam kesempatan itu dia memuji dan menaruh harapan pada Megawati. Tetapi terhadap SBY, Rizal bersikap sebaliknya.

"SBY akan kalah kok sebentar lagi. SBY pasti akan kalah. Yang penting kita siapkan perubahan itu," kata Rizal saat memberikan orasi dalam acara peluncuran buku berjudul "Mereka Bicara Mega" di Golden Ballroom, Hotel Sultan, Jl Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (12/12/2008)

Harapan pun Rizal sampaikan kepada Ketua Umum PDIP Megawati. "Mudah-mudahan kalau Mbak Mega menjadi presiden bukan sekadar untuk mengalahkan SBY," imbuhnya.

Lebih lanjut menurut Rizal, pada dasarnya cita-cita yang berpihak pada wong cilik itu baik, tetapi harus diikuti oleh perubahan paradigma.

"Jangan sampai pemilu ini hanya pergantian kekuasaan saja tetapi harus ada yang berubah," tandasnya.(ndr/iy)

12/12/2008 17:18
Mega: Emoh Wapresku Mikir Jadi Presiden
Djibril Muhammad
Megawati
(inilah.com/Subekti)

INILAH.COM, Jakarta - Hingga kini, Megawati Soekarnoputri tak jua menemukan pendamping yang cocok. Apalagi trennya justru banyak capres, bukan cawapres. Capres PDIP ini tak mau jika pendampingnya nanti malah kepikiran ingin jadi presiden.

"Begitu banyak capres. Tapi saya mikir, kok nggak ada yang jadi cawapres. Trus Pram (Sekjen PDIP Pramono Anung) bilang, 'Jadi bagaimana Bu, mau nama atau kriteria?' Ya kamu sekjen mikir, saya bilang. Yang penting awas lho, aku emoh nek nanti wapresku mikirin de'e presiden," cetus Mega.

Mendengar itu, gelak tawa pun membahana dari para hadirin di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (12/12). Pernyataan Mega disampaikan saat memberikan kata sambutan dalam acara peluncuran buku 'Mereka Bicara Mega'.

Buku tersebut memuat 38 tokoh yang menulis tentang Mega. Antara lain Syafi'i Maarif, Akbar Tandjung, Amien Rais, Prabowo, dan Salahuddin Wahid alias Gus Solah.

Nama-nama yang disebut-sebut sebagai pendamping Mega adalah Sri Sultan Hamengkubuwono X, Prabowo, Wiranto, Jusuf Kalla, Hidayat Nur Wahid.

Dalam survei tergres dari Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), duet Mega

dengan mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid merupakan yang paling ideal dengan 40,21%. Nilainya mengungguli duet SBY-Sultan yang hanya meraih 30,72%.[sss]

Tags : mega



12/12/2008 17:01
Mega: Memang Saya Doyan Jadi Capres?
Djibril Muhammad

INILAH.COM, Jakarta - Pernah diminta agar tidak usah maju lagi menjadi capres, Megawati Soekarnoputri tak habis pikir. Sebab bukan dirinya yang doyan menjadi capres, tapi karena memang diminta menjadi capres.

"Seperti waktu Pak Tifatul (Presiden PKS Tifatul Sembiring) bilang, 'Ibu Mega nggak usah maju lagi'. Memang dipikir saya doyan apa jadi capres? Saya ini diangkat dari kongres partai lho! Jadi, maju ya maju saja. Toh rakyat yang akan memilih. Jadi maju saja bareng," cetus Mega.

Hal ini disampaikan capres PDIP yang juga ketua umum partai berlambang banteng moncong putih ini di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (12/12). Mega memberikan sambutan dalam acara peluncuran buku 'Mereka Bicara Mega'.

"Ada yang bilang, mesti yang muda menjadi capres. Ngapain sih? Kalau mau, yang muda maju saja. Tapi sampai saat ini, saya belum lihat. Kalau gagal, nanti dicoba lagi. Jangan yang tua-tua nyingkir. Kalau saya, dipilih dan menang ya syukur, nggak dipilih ya syukur. Yang penting negara aman, sejahtera, damai, tentram," ujar Mega santai.[sss]

Tags : mega

"Pertarungan" Sultan vs Sby

Sultan tak hadir dalam acara rapat kepala daerah. Sby menyindir ketidakhadiran Sultan tsb. Pertarungan antara Sby dan Sultan tampaknya akan semakin meruncing. Diawali ketika mereka tak sependapat soal kedaerahistimewaan DIY, kini pertarungan keduanya terkait Pilpres 2009.
Apakah pembangkangan Sultan merupakan karma Sby yang ketika tahun 2004 lalu juga membangkang dari Mega. Hanya Tuhan yang tahu...
12/12/2008 16:27
'Pembangkangan' Sultan, 'Karma' SBY?
Anton Aliabbas
INILAH.COM, Jakarta - Sudah dua kali Sultan Hamengku Buwono X dianggap 'membangkang' dan absen dalam pertemuan penting yang dibuka Presiden SBY. 'Pembangkangan' ini dinilai Sekjen PDIP sebagai 'karma' bagi SBY yang mantan Menko Polkam di era kepemimpinan Megawati itu.
"Kemarin Pak SBY menyindir Pak Sultan tidak datang rapat. Sebenarnya itu sama seperti saat dia (SBY) masih menjadi menteri pada waktu 2004 lalu. Dia nggak pernah datang rapat. Tapi seolah-olah dizalimi," kata Sekjen PDIP Pramono Anung.

Hal ini disampaikan Pram saat menghadiri acara peluncuran buku Mereka Bicara Mega di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (12/12). "Jadi sebenarnya masalah seperti itu tidak perlu disindir," tukas Pram.

Sultan tak datang pada acara raker gubernur yang diselenggarakan di Depdagri pada Kamis 11 Desember. Padahal acara itu dibuka oleh SBY. Sultan hanya mengutus Wagub DIY Sri Pakualam IX.

Selain Sultan, Gubernur NAD Irwandi Yusuf juga tidak datang. Irwandi mengutus Wagub NAD Muhammad Nazar.

Saat memberikan kata sambutan, SBY pun menyindir pemimpin yang tidak datang. "Yang justru dipertanyakan, ada acara, seorang pemimpin tidak datang kalau diundang Presiden untuk bahas yang penting," ucap SBY saat itu.

Menurut SBY, perlu pembelajaran untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Sebab sistem perlu ditegakkan, termasuk di dalamnya etika pemerintahan dan etika politik.

Namun Sultan menangkis sindiran SBY. Sultan beralasan undangannya semula pukul 19.30 WIB, namun mendadak berubah menjadi pukul 13.00 WIB. Karena punya jadwal dan pekerjaan lain, Sultan tidak datang.

Sultan mendeklarasikan dirinya sebagai capres pada Oktober 2008. Lalu pada 29 November, Sultan absen saat SBY silaturahmi dengan raja-raja Nusantara di Istana. Saat itu Sultan beralasan tidak menerima undangan. [bar/sss]

Tags : sultan, sby, pram

12/12/2008 16:23
‘Yang Tak Beretika SBY Atau Sultan?’
Anton Aliabbas
SBY-Sri Sultan
(inilah.com)

INILAH.COM, Jakarta – Pendukung Sri Sultan Hamengkubuwono X menilai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta itu tidak salah karena yang tidak menghadiri acara Rapat Kerja Gubernur se-Indonesia, Kamis (11/12). Sebab, justru Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mendadak mengubah jadwal acara.

"Sri Sultan tidak hadir dalam raker Gubernur kemarin dengan presiden karena Sri Sultan menghadiri acara kuliah umum di Universitas Indonesia (UI)," kata koordinator Tim Pelangi Sukardi Rinakit, di sela-sela acara peluncuran buku Mereka Bicara Mega, di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (12/12).

Sebenarnya, Raker Gubernur se-Indonesia dijadwalkan digelar pada pukul 19.00 WIB. Namun, mendadak dimajukan menjadi pukul 13.00 WIB, sehingga Sultan tidak bisa hadir. Pasalnya, acara kuliah umum di UI sudah dibicarakan sejak tiga bulan sebelumnya.

"Siapa yang sebenarnya yang tidak beretika?" ujar Sukardi, yang juga Direktur Sugeng Saryadi Syndicated ini.

Saat Raker Gubernur se-Indonesia yang digelar di Depdagri itu, Sultan hanya mengutus Wagub DIY Sri Pakualam IX. Selain Sultan, Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Irwandi Yusuf juga tidak datang. Ia mengutus Wagub NAD Muhammad Nazar.

Saat memberikan kata sambutan, SBY menyindir gubernur yang tidak datang. "Yang justru dipertanyakan, ada acara, seorang pemimpin tidak datang kalau diundang Presiden untuk membahas yang penting," ucap SBY saat itu.[bar/nuz]

Selasa, 09 Desember 2008

Sby "numpang beken" ke KPK

09/12/2008 21:24
ICW: SBY Manuver di Hari Antikorupsi
Abdullah Mubarok

Bambang Yudhoyono
(inilah.com/Raya Abdullah)

INILAH.COM, Jakarta – Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah melakukan sejumlah manuver dalam peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, yang digelar di silang Monas, Jakarta, Selasa (9/12). Sehingga, sulit untuk membedakan SBY sebagai Presiden RI dan SBY sebagai calon presiden 2009.

"Untuk apa sekedar komitmen. Semua harus disertai langkah-langkah konkret," kata Koordinator Divisi Monitoring Hukum dan Peradilan ICW Emerson Juntho, dalam perbincangan dengan INILAH.COM, di Jakarta, Selasa.

ICW, ujar Emerson, menilai pidato SBY yang mengatakan perlunya komitmen tinggi dari pejabat pemerintahan untuk memperhatikan delapan sektor, diungkapkan saat awal pemerintahannya. Sehingga pemberantasan korupsi bisa berjalan dan bukan sekadar imbauan belaka.

"Kita bingung, mana SBY sebagai presiden dan SBY sebagai capres. Pidatonya itu untuk pencitraannya di 2009. Apalagi, dengan iklan Partai Demokrat di berbagai media dan lagu yang diciptakan SBY dalam hari Antikorupsi Sedunia ini. Ini memang untuk pencitraan," cetus Emerson.

Dalam pidatonya dalam acara peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, SBY meminta aparat penegak hukum dan pejabat terkait mengawasi pemberantasan korupsi dengan memperhatikan delapan sektor yang rawan penyimpangan. Yakni, pendapatan negara, perencanaan dan penggunaan APBN/APBD, serta kolusi antara penguasa dan pengusaha.

Selain itu, juga bisnis keluarga pejabat negara yang berada di wilayah anggaran APBN dan APBD, sektor pengadaan barang dan jasa, pajak dan bea cukai, pendaftaran pegawai negeri maupun swasta, serta pengurusan izin. [nuz]
http://www.inilah.com/berita/politik/2008/12/09/67651/icw-sby-manuver-di-hari-antikorupsi/

Survey Puskaptis : Mega dan Sby bersaing ketat

Hasil survey :
- Head to head : Mega (35,61%), Sby (37,57%)
- Tandem : Mega-HNW (40,21%), Sby-Sultan (30,78%)
-----------------------------------------------------------------------

Selasa, 09/12/2008 15:11 WIB
Survei Puskaptis
SBY Capres Terfavorit, Sultan Cawapres Terpopuler
Shohib Masykur - detikNews
Jakarta - Survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) menunjukkan SBY merupakan capres terfavorit. Sedangkan untuk cawapres, Sultan lah orangnya.

"SBY dan Megawati masih bersaing ketat. 37,57 Persen responden memilih SBY, dan 35,61 persen memilih Megawati," ujar Direktur Eksekutif Puskaptis Husin Yazid dalam konferensi pers di Warung Daun, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2008).

Survei tersebut dilakukan dengan menyebar kuisioner kepada responden pada tanggal 24 November hingga 4 Desember 2008. Jumlah responden sebanyak 1.355 orang yang tersebar di 33 provinsi, 139 kabupaten/kota, 278 kecamatan, dan 556 kelurahan/desa. Dengan margin of error 3-5 persen, survei ini memiliki tingkat keyakinan 95 persen.

Di bawah Mega, nama Prabowo menduduki peringkat ketiga dengan perolehan 10,59 persen, lalu Sultan (6,66), JK (3,76), Amien Rais (2,21), Wiranto (1,98), Sutiyoso (1,26), dan Yusril Ihza Mahendra (0,36).

Adapun untuk cawapres, posisi pertama diduduki Sri Sultan HB IX dengan perolehan suara 27,22 persen, lalu Hidayat Nur Wahid (21,60), JK (18,87), Sutiyoso (9,26), Akbar Tandjung (7,26), Sutrisno Bachir (6,35), Din Syamsuddin (4,36), Fadel Muhammad (3,27), dan Hatta Radjasa (1,81).

Uniknya, logika survei untuk masing-masing capres dan cawapres tidak berlaku untuk pasangan capres/cawapres. Jika SBY yang merupakan capres paling favorit ditandem dengan Sultan sebagai cawapres terfavorit, maka hasilnya justru lebih rendah dibanding Mega ditandem dengan Hidayat.

Mega dan Hidayat dalam posisi berpasangan meraup suara tertinggi, yakni 40,21 persen. Sedangkan SBY dan Sultan jika berpasangan hanya berada di posisi kedua dengan perolehan 30,78 persen. Untuk posisi ketiga diduduki oleh pasangan JK-Sutiyoso dengan suara 27,09 persen.

Hal ini, menurut Husin, karena adanya faktor partai politik. Meskipun SBY tertinggi, namun untuk parpol harapan masyarakat tertinggi masih terhadap PDIP, yakni sebesar 37,41 persen. Sedangkan Demokrat hanya meraup 28,52 persen pada posisi kedua.

Sedangkan untuk cawapres, Hidayat mampu mendongkrak perolehan suara Mega karena citra PKS sebagai parpol relijius. Sementara pada saat yang sama, posisi Sultan di Golkar tengah mengalami ketidakjelasan, di samping kondisi Golkar sendiri yang diterpa berbagai persoalan friksional.

"Hal ini memunginkan Mega-Hidayat mengungguli SBY-Sultan," terang Husin.(sho/gah
http://www.detiknews.com/read/2008/12/09/151136/1050481/10/sby-capres-terfavorit-sultan-cawapres-terpopuler

Kamis, 04 Desember 2008

Analisis ekonomi : Resesi, depresi dan PHK

ANALISIS EKONOMI
Resesi, Depresi, dan PHK

Senin, 1 Desember 2008 | 03:00 WIB

Rhenald Kasali

Kalau tetangga kehilangan pekerjaan, itu namanya resesi. Kalau Anda juga kehilangan pekerjaan, itu depresi.”

Berapa pun besarnya pesangon, menjadi penganggur sungguh tidak enak. Menurut Harvey Brenner, setiap 10 persen kenaikan penganggur, kematian naik 1,2 persen, serangan jantung 1,7 persen, bunuh diri 1,7 persen, dan harapan hidup berkurang 7 tahun.

Namun, ada kabar gembira, orang yang kepepet bisa hijrah jadi pengusaha asalkan lingkungannya kondusif.

Minggu lalu, Organisasi Buruh Internasional mengumumkan krisis keuangan global akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja 20 juta orang. Padahal, tanpa krisis, 190 juta orang menganggur. Di AS, angka PHK baru 1,2 juta. Lantas, di mana pengangguran terbesar? Sebagian besar menduga China.

Namun, Dirjen ILO menyebut China relatif aman karena pasar domestiknya kuat. Di Thailand, 1 juta orang akan menganggur. Singapura sama, tetapi parlemen mengizinkan pemerintah mengatur keuangan agar lebih adaptif.

Di Indonesia, yang pesimistis menyebut pengangguran akan menyentuh 2 juta orang, yang moderat menyebut 1 juta. Hitungan ekonominya, penurunan ekonomi 1 persen, lapangan pekerjaan menyusut 150.000. Di lapangan, sebagai antisipasi krisis, pengusaha mulai menahan ekspansi. Konsumsi listrik untuk industri di Jawa sebulan terakhir turun lebih dari 5 persen.

Namun, benarkah ancaman pahit itu akan menjadi kenyataan? Di AS, yang paling terkena krisis adalah jasa keuangan, perumahan, ritel, otomotif, dan konstruksi. Di negara lain, yang terimbas adalah sektor-sektor ekspor, seperti garmen, furnitur, dan bahan mentah.

Namun, di Indonesia, segala industri, juga UMKM, bisa terkena kalau respons operasional birokrasi lamban dan inkonsisten. Kita ambil saja dua contoh, industri kertas dan UMKM.

Dalam industri kertas, Indonesia punya keunggulan daya saing alamiah sehingga berpotensi menggeser kompetitor dari negara yang sedang terimbas krisis.

Di khatulistiwa, pohon akasia dapat dipanen 6 tahun, sementara di Eropa Utara butuh 20-40 tahun. RAPP dan Indah Kiat masing-masing menanam investasi lebih dari Rp 50 triliun. Perangkat hukum hutan tanaman industri, mulai dari UU No 41/199 sampai PP No 6/2007, sudah lengkap. Kalau kondusif, industri ini bisa jadi powerhouse ekonomi.

Studi LPEM FEUI (2006) menemukan multiplier tenaga kerjanya 2,381 sehingga berhasil menstimulasi lapangan pekerjaan di Provinsi Riau sekitar 250.000 (2005). Sampai bulan September 2008, RAPP masih menjual dollar ke BI sebesar 500 juta dollar AS.

Namun, karena setahun terakhir ini aparat di lapangan bertikai dan saling menuding, pasokan kayu pun menipis.

Kita tahu polisi saat itu ingin membongkar sindikat pembalakan hutan. Kejaksaan ingin dapat nama dalam pemberantasan korupsi. Namun, ibarat kaum bisu tuli dalam tarian the thousand hands of Buddha, hanya satu orang yang boleh di depan. Nyatanya, semua ingin ke depan sehingga timbul kekacauan dan rantai suplai yang dibangun bertahun-tahun hancur.

Dalam situasi demikian, bulan lalu RAPP mem-PHK 1.000 karyawan tetapnya.

Lain lagi UMKM. Pengalaman di Korea Selatan, Thailand, dan China, pengembangan UMKM tidak boleh dipisahkan dari industri penopangnya yang bersifat komplementer sehingga harus membentuk kluster. Dalam setiap kluster ada 2-3 perusahaan besar yang menjadi lokomotif bagi gerbong-gerbong itu.

Karena tidak integratif, penanganan UMKM di Indonesia tidak efektif. Yang satu memberikan bantuan, Satpol PP menggusurnya. UMKM ditanam sporadis sehingga bertabrakan. Belum bisa jadi alat pencipta kesejahteraan yang stabil. Angka kematiannya pun sangat tinggi.

Dua contoh itu menunjukkan pentingnya membangun spirit Indonesia alignment. Semua kekacauan itu dimulai dari visi yang belum terurai sampai level operasional, malah masing-masing asyik dengan ”hobinya” dan ingin tampil ke depan sendiri-sendiri.

Upaya mengatasi resesi dan depresi dapat diibaratkan dengan dua kalajengking milik presiden, yang ditaruh dalam gelas. Obama dan pemimpin negara lain sama-sama menggenggam kalajengking. Begitu air dimasukkan ke dalam gelas, dalam hitungan menit gelas Obama sudah kosong. Kalajengking yang satu mengatakan kepada temannya, “Ini benar-benar sudah gawat, kita bisa mati. Naiki pundak saya, sampai di atas tolong tarik saya.” Mereka sepakat, seperti slogan kampanyenya, ”Change, You Can Believe In”.

Bagaimana kalajengking di gelas lainnya? Begitu yang satu naik sedikit, kawannya bukan mendorong, malah menarik kakinya ke bawah. Walhasil, keduanya sama-sama mati.

Pada akhirnya kita hanya bisa keluar dari resesi bukan karena kehebatan kita, melainkan apakah kita benar-benar percaya bahwa ancaman krisis dan PHK ini riil dan tidak main-main, lalu apakah kita mau bekerja sama dan beradaptasi? Birokrasi Indonesia berubahlah!

Rhenald Kasali Pengajar di Universitas Indonesia

Tahun 2009 Indonesia semakin parah

Antisipasi krisis
Kondisi Terparah pada 2009, Ekonomi Tumbuh 4,5 Persen

Rabu, 3 Desember 2008 | 03:00 WIB

Jakarta, Kompas - Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 diperkirakan bisa mencapai level terburuk di posisi 4,5 persen, jauh lebih rendah dibandingkan target APBN 2009, yakni 6 persen. Meskipun demikian, target APBN itu masih bisa tercapai jika Indonesia bisa mempertahankan aktivitas ekspor dan investasi.

”Nilai tengah pertumbuhan ekonomi kami perkirakan ada di level 5-5,5 persen,” ujar Menteri Keuangan sekaligus Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati saat melaporkan kondisi terakhir krisis ekonomi kepada Komisi XI DPR di Jakarta, Selasa (2/12).

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik menyebutkan, pada tahun 2008 setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi akan menambah 702.000 lapangan kerja baru (Kompas, 22/8/2008). Dengan demikian, jika pertumbuhan turun dari 6 persen ke 4,5 persen, tenaga kerja yang tidak terserap bisa mencapai 1,053 juta orang. Padahal, masih ada sekitar 9,427 juta penganggur terbuka yang menunggu pekerjaan saat ini.

Menurut Sri Mulyani, faktor- faktor yang masih bisa diandalkan sebagai pendorong ekonomi pada tahun 2009 adalah konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah. Adapun ekspor dan investasi diperkirakan akan menghadapi tekanan berat pada 2009.

Konsumsi rumah tangga diharapkan masih tumbuh 5 persen dibandingkan konsumsi tahun 2008. ”Anggaran kementerian dan lembaga nondepartemen dialokasikan senilai Rp 322,3 triliun atau naik dibandingkan tahun 2008, yakni Rp 290 triliun. Namun, realisasinya akan dipengaruhi kemampuan departemen dan lembaga itu dalam menyerap dananya,” ujar Menkeu.

Di Batam, Kepulauan Riau, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta pelaku usaha tetap optimistis pada tahun 2009 meskipun melemahnya permintaan pasar dunia dapat memengaruhi kinerja ekspor industri manufaktur, khususnya ekspor ke AS, Jepang, Korea, dan China.

Namun, di sisi lain, lanjutnya, ada beberapa produk ekspor yang bersumber pada komoditas dan energi, seperti minyak kelapa sawit atau batu bara, yang tetap dibutuhkan negara lain.

Dorong daya beli

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu menyebutkan, pemerintah tengah mencari sumber dana siaga minimal 5 miliar dollar AS untuk menggantikan dana yang mungkin tak didapatkan dari penerbitan obligasi negara. Ini untuk membiayai belanja negara yang tetap meningkat pada tahun 2009.

Anggota Komisi XI DPR, Maruarar Sirait, menegaskan, pemerintah harus melakukan lima langkah yang tidak biasa untuk menolong ekonomi. Pertama, menerapkan tax amnesty (pengampunan pajak). Kedua, menerapkan blanket guarantee atas simpanan nasabah. Ketiga, menurunkan harga bensin dan solar lebih dari Rp 500 per liter. Keempat, perluasan reformasi birokrasi. Kelima, menurunkan suku bunga acuan (BI Rate). (OIN/FER/INU)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/03/00241044/kondisi.terparah.pada.2009.ekonomi.tumbuh.45.persen

PHK melambung tinggi

Jumlah PHK Meroket
Instrumen Menggenjot Pasar Domestik Harus Jelas
Senin, 1 Desember 2008 | 00:17 WIB

Jakarta, Kompas - Polemik tentang peraturan bersama empat menteri dikhawatirkan mempercepat ancaman PHK. Sampai Jumat (28/11), sedikitnya 15.000 orang telah kehilangan pekerjaan. Pekerja yang sedang menunggu pengesahan PHK juga sudah mencapai 50.000 orang, naik empat kali lipat dalam dua pekan terakhir.

Jumlah ini bisa makin meroket dalam waktu singkat karena goyahnya sejumlah industri inti yang bakal turut menyeret ratusan industri pendukung. Sebagian besar industri padat karya berskala besar hidup dengan jaringan industri pendukungnya.

Sebagai contoh adalah industri garmen yang membutuhkan pemasok bahan baku kain, benang, bahan kimia, logistik, sampai komponen mesin yang disebut subkontraktor. Demikian juga industri otomotif dengan jaringan pemasok komponen serta industri pulp dan kertas.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, industri inti bisa memiliki tiga sampai empat tahap industri pendukung. Praktik lazim dilakukan oleh industri berskala besar untuk menggenjot penyelesaian order. ”Kalau (industri) inti terganggu, subkontraktor-subkontraktor itu bakal terkena dampak parah dan cepat sekali efek dominonya,” ujar Sofjan.

Industri inti yang mendapat order dari pasar internasional biasanya menggenjot produksi. Agar order bisa selesai tepat waktu, beberapa bagian dari order diberikan kepada pihak ketiga, yakni subkontraktor.

Pabrik sepatu, misalnya, menyerahkan pekerjaan pemotongan kain kepada pihak ketiga. Pemegang order lantas tinggal menyatukan potongan-potongan bahan sepatu di pabriknya lalu mengemas dan mengekspor.

”Jika semua lini seperti ini terganggu, anjuran pemerintah supaya orang tetap belanja tidak ada gunanya. Bagaimana mau belanja kalau sudah tak bekerja?” kata Sofjan.

Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ernovian G Ismy menjelaskan, industri garmen yang bisa bertahan sangat bergantung pada dua faktor. Pertama, pasokan bahan baku yang bergantung pada industri benang dan rajut, yang sebagian besar masih diimpor. Kedua, order. Lesunya order dipastikan akan menggoyang industri garmen. Sejauh ini penurunan order garmen sudah berkurang 20-30 persen, sedangkan kain rajutan 10-15 persen.

Ernovian mengatakan, ”Saat mereka mulai kesulitan, praktis pelaku industri akan mengurangi giliran (shift) kerja. Kemudian, mengurangi jumlah tenaga gudang, keamanan, dan sopir, pelayan kebersihan, hingga staf kantor. Buruh pabrik merupakan pilihan terakhir.”

Maka, pengusaha berharap pemerintah semakin cakap mengatasi krisis. Guncangan pada industri inti mampu merontokkan industri pendukung karena efek domino yang besar. Sebelum berdampak pada industri garmen, dampak serius bisa terjadi mulai dari industri serat (fiber making) yang memiliki 28 perusahaan, dengan jumlah tenaga kerja sekitar 28.600 orang.

Kemudian, industri pemintalan (spinning) dan tenun (weaving) yang memiliki 205 perusahaan, dengan jumlah tenaga kerja sekitar 207.764 orang. Lalu, dampak serius juga bisa terjadi pada industri pencelupan (dyeing) tekstil sebanyak 1.044 perusahaan, dengan jumlah tenaga kerja 344.200 orang.

Guncang

Keguncangan industri pendukung yang menyediakan bahan baku untuk hilir sudah terjadi di Kalimantan. Begitu dari industri hilir lesu, industri hulu yang memproduksi bahan baku setengah jadi pun guncang.

Ketua Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (ISWA) Kalimantan Timur Soenarko mengatakan, dua dari empat produsen kayu gergajian yang tersisa di Kaltim berniat merumahkan sebagian karyawan akibat kehabisan order. Perusahaan itu adalah PT Tirta Mahakam Resources Tbk dan PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk di Samarinda. Adapun dua perusahaan lainnya adalah PT Intracawood Manufacturing dan PT Idec Awi di Tarakan.

Jepang dan Amerika Serikat merupakan pembeli utama kayu lapis dan produk kayu Indonesia. Krisis global membuat importir kedua negara menghentikan order sejak November 2008 sampai Februari nanti.

Kondisi itu menimpa sekitar 2.700 karyawan PT Meranti Sakti Indah Plywood dan PT Kayan River Industries Plywood di bawah manajemen Sumber Mas Group di Samarinda. PT Inne Dong Hwa di Kabupaten Penajam Paser Utara juga telah merumahkan 1.890 karyawannya. Menurut Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia Kaltim Saut Marisi Halomoan Purba, order sudah anjlok 50 persen.

Kondisi serupa terjadi di Kalimantan Barat. Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalbar Hot Jungjungan Simamora mengatakan, dalam sebulan terakhir sudah 766 buruh industri kayu, karet, pertambangan, dan konstruksi mengalami PHK.

Perjelas instrumen

Pemerintah sebaiknya segera memperjelas berbagai instrumen yang disiapkan untuk menggenjot pasar domestik. Pemerintah setidaknya sudah mengumumkan insentif apa yang diberikan untuk menolong industri yang kolaps dan bagaimana caranya.

Menurut Sekretaris Umum Apindo Anton Supit, pemerintah justru menaikkan tarif pengelolaan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok. ”Semestinya, pemerintah menegaskan, terminal handling cost tak perlu naik selama krisis, jadi pengusaha lebih mudah mengekspor,” ujarnya.

Pengamat ekonomi Faisal Basri mengatakan, pemerintah harus bergerak cepat dalam menangani krisis. Semua pihak tidak boleh meremehkan kondisi krisis ini.

Menurut Faisal, industri padat karya lebih tahan krisis, yang tersisa tinggal jamu dan rokok. Kedua industri ini mampu bertahan karena sumber bahan baku dan pasar ada di dalam negeri.

Industri yang paling rentan terhadap krisis kini adalah sektor manufaktur berorientasi ekspor dengan bahan baku impor. Industri ini, antara lain, elektronik, garmen, kaca untuk otomotif, dan makanan atau minuman kaleng.

”Tugas pemerintah sekarang adalah mengimplementasikan berbagai rencana pengamanan pasar domestik,” ujarnya.
(HAM/OSA/COK/TRI/ WHY/BRO/DAY)

Pupuk langka (1)

Pupuk Langka
Petani Terima Jatah dengan Cara Diundi
Kamis, 4 Desember 2008 | 01:11 WIB

Blora, Kompas - Pengecer pupuk di Desa Sonokulon, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mendistribusikan pupuk urea bersubsidi dengan cara diundi. Petani mendapatkan pupuk jika memenangkan undian. Itu dilakukan karena jatah pupuk bersubsidi terbatas.

Pengundian dilakukan bekerja sama dengan ketua RT setempat. Cara seperti itu menyebabkan sejumlah petani Dukuh Soronini, Sonokulon, yang belum memenangkan undian tidak dapat memupuk padi dan jagung yang telah berusia sekitar 30 hari.

Masduki (50), petani, Rabu (3/12), mengatakan, ia mendapat undian urea pada Kamis pekan lalu. Padahal, padi dan jagung sudah ditanamnya di lahan seluas setengah hektar berusia 30 hari dan daun mulai menguning.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Unggul Jaya, Soronini, Darsono (51), mengatakan, anggotanya sekitar 1.800 keluarga dan menggarap lahan 78 hektar. Jatah pupuk hanya dua ton, padahal petani membutuhkan sekitar 19,5 ton.

”Pupuk itu didistribusikan setiap dua kali seminggu dengan cara diundi atau dilotre. Kadang pendistribusian itu terlambat beberapa hari sehingga terhitung sebagai jatah minggu berikutnya,” katanya.

Di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, sedikitnya 200 petani dari 15 kecamatan kemarin mendatangi gudang penyangga pupuk PT Petrokimia Gresik di Kali Gunting, Caruban. Sehari sebelumnya, Selasa kemarin, petani mendatangi gudang pupuk di Balerejo, Madiun.

Petani mendatangi gudang di Kali Gunting setelah berunjuk rasa di Gedung DPRD Madiun. ”Kami datang untuk membeli pupuk. Kami tidak ada keinginan untuk menjarah atau mencuri,” teriak seorang petani seraya menunjukkan sejumlah uang pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000 sebagai bukti kedatangannya ke gudang guna membeli pupuk.

Keinginan petani ditolak kepala gudang, Erwin Supri. Ia menyatakan, pupuk di gudang hanya bisa dikeluarkan distributor.

Di dalam gudang, petani melihat sedikitnya 1.500 ton pupuk.

Maftuh Unur, pimpinan distributor Pandawa Jaya Makmur, berjanji Kamis ini akan mendistribusikan pupuk lagi ke kios yang stoknya kosong.

Berbeda dengan di Jawa, petani di Manokwari, Papua Barat, malah menyimpan puluhan zak urea dan NPK. Itu dilakukan untuk mengantisipasi kesulitan yang terjadi saat pertengahan masa tanam. (hen/apa/ink/ich)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/04/01111199/petani.terima.jatah.dengan.cara.diundi

Inflasi Novembet 2008

Ketenagakerjaan
Mengendalikan Inflasi, Ciptakan Stabilitas Upah
Selasa, 2 Desember 2008 | 01:03 WIB

Setiap ada guncangan pada dunia usaha, buruh menjadi ”sasaran” pertama yang diutak-atik. Dua bulan terakhir, rencana mengendalikan upah minimum demi mencegah agar perusahaan berorientasi ekspor tidak kolaps telah memicu polemik. Upaya itu sulit diterima, apalagi jika inflasi terus membubung dan rupiah melemah.

Seharusnya, pemerintah menjadikan pengendalian tingkat inflasi sebagai kunci utama untuk memenuhi permintaan pengusaha agar upah buruh tidak naik setiap tahun.

Menurut Badan Pusat Statistik, Senin (1/12), inflasi Januari-November mencapai 11,1 persen. Adapun untuk periode November 2008 dibandingkan November 2007 sudah 11,6 persen.

Inflasi terutama didorong oleh naiknya harga kebutuhan pokok, seperti beras atau minyak goreng. Ini faktor yang memengaruhi kenaikan nilai kebutuhan hidup layak (KHL).

Peraturan Mennakertrans Nomor Per-17/Men/VIII/2005 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak, yang ditetapkan 26 Agustus 2005, KHL merupakan standar kebutuhan yang harus dipenuhi seorang pekerja atau buruh lajang untuk dapat hidup layak, baik fisik, nonfisik, dan sosial, selama satu bulan.

Seorang pekerja dianggap hidup layak jika upahnya mampu memenuhi kebutuhan 3.000 kalori per hari. Oleh karena itu, KHL menjadi salah satu pertimbangan dalam penetapan upah minimum, selain produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Ada tujuh komponen KHL yang selalu dihitung, yaitu makanan dan minuman, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, transportasi, serta rekreasi dan tabungan.

Makanan dan transportasi

Komponen utama yang selalu berubah dan menyebabkan nilai UMP selalu naik adalah makanan, minuman, dan transportasi. Inflasi menjadi penyebab ketiga faktor ini selalu berubah.

Apabila tingkat inflasi tetap, nilai KHL tentu relatif stabil dari tahun ke tahun. Dengan demikian, nilai KHL tahun berjalan yang dihitung dewan pengupahan sebelum menentukan upah minimum tahun berikutnya pun menjadi relatif stabil.

Menurut Presiden Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Yanuar Rizky, persoalan krusial saat ini adalah pemerintah tidak mampu mengendalikan inflasi. Harga kebutuhan pokok selalu naik.

”Pemerintah seharusnya menyentuh inti masalah, yaitu pengendalian inflasi. Upah hanyalah anak masalah, yang ditahan bagaimana pun kalau inflasi tinggi tak akan menyelesaikan konflik,” tutur Yanuar.

Inflasi yang terkendali akan membuat tujuh komponen penentu KHL menjadi lebih stabil.

Pemerintah sebenarnya memang sudah berupaya mengendalikan harga beras lewat operasi pasar dan instrumen pelayanan umum Perum Bulog. Namun, inflasi karena kenaikan ongkos transportasi telah membuat nilai KHL tetap tinggi.

Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya terus mencari jalan mengendalikan KHL lewat harga pasar.

Upaya mengendalikan kenaikan upah minimum hanya akan membentur tembok. Bukan rahasia lagi kalau sejak krisis 1998 buruh belum pernah menikmati upah sesuai KHL.

Tahun 2008, baru tiga provinsi yang menetapkan upah minimum sesuai KHL, yakni Sumatera Utara (105 persen), Kalimantan Selatan (104 persen), dan Sulawesi Tenggara (109,3 persen). Masih banyak provinsi yang menetapkan upah minimum di bawah KHL, seperti Sumatera Selatan (67,5 persen) dan Jawa Timur (98,6 persen).

Kondisi ini membuat buruh selalu menantikan besaran kenaikan upah minimum provinsi setiap akhir tahun. Walau secara riil nilai upah mereka tidak naik, kenaikan nominal upah yang diterima sudah cukup melegakan hati kaum buruh.

Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (K-SBSI) Rekson Silaban mengatakan, wakil serikat buruh di dewan pengupahan daerah selalu memperjuangkan agar upah minimum disetarakan dengan nilai KHL. Namun, kondisi perekonomian yang belum menggembirakan seperti sekarang menyebabkan kenaikan upah minimum yang disepakati belum sesuai harapan.

”Itu sebabnya kami minta agar jangan upah buruh yang dikurangi bila ada masalah ekonomi. Lebih baik pemerintah konsentrasi memperbaiki berbagai hal yang menyebabkan iklim investasi terganggu,” ujarnya.

Pengawasan

Kondisi itu membuat buruh sulit merelakan upah minimum mereka yang di bawah KHL dipotong lagi di saat krisis.

Kepercayaan buruh terhadap pengusaha pun rendah karena sebagian pengusaha tidak membayar utuh dan enggan menyertakan mereka dalam Jamsostek.

Menurut Rekson, lemahnya pengawasan ketenagakerjaan menyebabkan banyak praktik penyimpangan terhadap hak-hak buruh, terutama pembayaran upah dan kepesertaan Jamsostek. Padahal, dua hal itu diatur undang-undang. Pihak yang melanggar dapat dikenai sanksi pidana.>w 9738m<

”Jika selama ini buruh dikhianati hak-haknya, bagaimana mereka mau ikut berkorban di saat sulit seperti sekarang. Sekarang tinggal bagaimana sikap pemerintah saja,” kata Rekson.

Buruh melihat upah minimum sebagai harga mati karena implementasinya sering menyalahi aturan. Semestinya, upah minimum hanya untuk buruh lajang yang baru bekerja. Namun, ada pengusaha yang menjadikan upah minimum sebagai acuan penetapan gaji buruh.

Jika buruh tersebut berstatus karyawan tetap, tentu lambat laun sesuai masa kerja dia seharusnya mengalami kenaikan upah, mengikuti inflasi. Namun, bagaimana jika dia hanya buruh kontrak yang harus siap tak dipakai lagi tahun depan?

Lemahnya pengawasan menyebabkan buruh selalu menjadi bulan-bulanan. Meski demikian, buruh tak mampu berbuat banyak karena potensi menjadi penganggur baru selalu ”mengancam” setiap saat.

Menurut laporan ketenagakerjaan Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization/ILO), berjudul ”Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di Indonesia 2008”, sedikitnya 52,1 juta orang dari 108 juta pekerja tak mampu keluar dari jurang kemiskinan.

Mereka menerima upah kurang dari 2 dollar AS per hari, atau hanya kurang dari Rp 20.000 per hari. Ini tentu jauh dari mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, mereka harus menerima keadaan itu karena tak ada pilihan pekerjaan lain yang lebih layak.

Akan tetapi, menurut Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton Supit, perusahaan yang masih memiliki kemampuan selama krisis global saat ini tetap memberikan upah yang layak kepada buruh.

Hanya saja, kata Anton, kondisi krisis sudah ada di depan mata. Semua orang harus segera mempersiapkan diri agar tidak menjadi korban.

Anton mengatakan, pengusaha industri berorientasi ekspor dengan bahan baku impor meminta sedikit kerelaan buruh agar bersedia menunda atau tidak menaikkan sama sekali upah minimum tahun 2009.

”Kalau industri yang kekurangan order pun dipaksa menaikkan upah minimum, bisa-bisa mereka kolaps dan terjadi PHK. Kondisi sekarang sudah demikian parah. Data resmi PHK memang belasan ribu, tetapi kami yakin yang riil di lapangan sudah ratusan ribu orang,” ujar Anton.

Kini, buruh bagai makan buah simalakama. ”Dimakan mati ayah, tak dimakan mati ibu”. (Hamzirwan)

Teknik quick count

Prediksi
Hitung Cepat dalam Pilgub Jawa Timur
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN / Kompas Images
Para petugas Panitia Pemungutan Suara melakukan pengitungan surat suara seusai penutupan pencoblosan pemilihan gubernur putaran II di TPS 1 Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (4/11).
Jumat, 5 Desember 2008 | 03:00 WIB

Deni Irvani

Hasil Pemilihan Gubernur Jawa Timur telah mendorong Bestian Nainggolan menulis di Kompas (17/11) dengan judul ”Masih Layakkah Survei Dipercaya?” untuk menyimpulkan bahwa lembaga survei di Indonesia tidak layak dipercaya karena hasil quick count lembaga-lembaga survei itu meleset dari hasil perhitungan KPUD.

Sebenarnya sudah banyak penjelasan bahwa hasil penghitungan cepat (quick count) dan hasil KPU Jawa Timur itu secara statistik tidak berbeda. Tetapi, tampaknya penjelasan-penjelasan itu belum cukup.

Di samping itu, karena isi tulisan tersebut dirasakan cukup provokatif dan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman, sebagai pihak yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan quick count pada Pilgub Jawa Timur, saya merasa perlu menulis secara khusus untuk menjelaskannya.

”Margin of error”

Quick count bertumpu pada sampel dan di Jawa Timur, Lembaga Survei Indonesia (LSI) menetapkan sampelnya 400 TPS atas dasar beberapa pertimbangan.

Pertama, diperkirakan selisih perolehan suara Karsa dan Kaji dari quick count akan lebih dari 4 persen sehingga selisih tersebut secara statistik signifikan dengan teknik kombinasi stratified-cluster sampling.

Kedua, penambahan sampel akan meningkatkan biaya pelaksanaan quick count.

Ketiga, menurut puluhan kali quick count, selisih yang sangat tipis, di bawah 1 persen, sangat jarang terjadi. Hanya terjadi di putaran pertama Pilgub Kalimantan Timur, di Pilgub Maluku Utara, dan di Pilgub Sulawesi Selatan.

Karena bersandar pada sampel, quick count pasti ada error-nya: tidak akan persis sama dengan hasil penghitungan seluruh TPS.

Di Jawa Timur, LSI menyatakan sejak awal bahwa error ini bisa +/- 1-2 persen untuk memudahkan perhitungan. Pada dasarnya, margin of error quick count di satu daerah bisa berbeda dengan daerah lain. Perbedaan ini terjadi bukan hanya karena jumlah sampelnya berbeda, tapi terutama juga karena besaran variasi antar-cluster ataupun antarstrata di setiap pilkada tidak sama. Namun, berdasarkan pengalaman, batasan margin of error di +/- 1-2 persen secara umum bisa menjadi acuan.

Margin of error yang kami umumkan tersebut tidak diterima oleh Saudara Bestian. Menurut dia, untuk sampel 400 TPS seperti yang digunakan LSI yang sebanding dengan 80.000 pemilih, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error-nya +/- 0,3 persen. Jadi, cukup jauh dari +/- 1-2 persen.

Margin of error Bestian itu tampaknya dihitung dengan asumsi bahwa penarikan sampel dalam quick count tersebut dilakukan dengan teknik simple random sampling dan unit penarikan sampel terkecilnya berupa suara tiap pemilih. Asumsi Bestian ini tidak tepat sebab teknik sampling yang digunakan LSI adalah stratified cluster sampling. Bestian harusnya menghitung efek dari stratifikasi dan cluster tersebut untuk mengetahui secara lebih teliti margin of error quick count LSI.

Pertanyaannya, mengapa stratified-cluster sampling, bukan simple random sampling saja? Secara teknis, simple random sampling tidak mungkin diterapkan untuk quick count karena sebelum pencoblosan, teknik ini menuntut kita tahu populasi pemilih yang menggunakan hak pilihnya secara sah lengkap dengan identitasnya sehingga ketika terpilih sebagai sampel, bisa dicari dan dicatat. Padahal, data ini hanya diketahui setelah pencoblosan selesai dan tiap-tiap hasil coblos itu pun tanpa identitas. Jadi, simple random sampling dengan unit penarikan sampel terkecil berupa suara tiap pemilih tidak mungkin diterapkan.

Jalan keluar dari kesulitan itu adalah stratified cluster sampling. Stratifikasi pada dasarnya untuk mereduksi variasi di dalam sampel sehingga bisa mengurangi error. Sementara cluster untuk memudahkan penarikan sampel, tapi berpotensi menaikkan variasi di dalam sampel dan karena itu meningkatkan error. Berapa besar efek stratifikasi dan cluster ini terhadap total error dalam teknik stratified cluster sampling dengan TPS 400 itu?

Dalam Pilgub Jatim, populasi TPS-nya 62.765 untuk seluruh provinsi dikelompokkan menurut kabupaten/kota. Di tiap-tiap kabupaten/kota itu ditentukan proporsi TPS yang harus dipilih sesuai dengan jumlah atau populasi TPS di tiap-tiap kabupaten/kota tersebut, dan ini juga sesuai dengan proporsi populasi pemilih.

Dalam ilmu statistika, bagian ini dinamakan proses stratifikasi. Kemudian di setiap kabupaten/kota ditarik sampel TPS secara acak dengan jumlah yang proporsional tadi. Jumlahnya jauh lebih sedikit dari populasi TPS di tiap-tiap kabupaten dan kota. Bagian kedua ini disebut cluster sampling.

Hasil quick count menunjukkan bahwa pasangan Kaji mendapat suara 50,44 persen dan pasangan Karsa mendapat suara 49,56 persen. Dengan hasil prediksi suara yang sangat ketat tersebut, dalam rilisnya kepada pers, LSI menyatakan tidak bisa menyimpulkan siapa yang akan menjadi pemenang dalam Pilgub Jatim.

Pertanyaan yang kemudian mungkin muncul adalah apa yang mendasari kesimpulan tersebut, padahal menurut perhitungan simple random sampling margin of error-nya (+/- 0,3 persen) kurang dari separuh selisih suara Kaji dan Karsa menurut quick count LSI (0,44 persen)?

Formula untuk menghitung margin of error quick count LSI adalah sebagai berikut:

Dengan formula di atas, margin of error quick count LSI pada Pilgub Jawa Timur putaran kedua diprediksikan sebesar +/- 1,7 persen, bukan +/- 0,3 persen seperti yang dihitung oleh Bestian dengan asumsi simple random sampling itu. Dengan margin of error +/- 1,7 persen, suara Karsa sebesar 47,9 persen sampai 51,3 persen, sedangkan suara Kaji 48,7 persen sampai 52,1 persen. Artinya, suara kedua calon tidak berbeda signifikan sehingga tidak ada bukti yang kuat untuk dijadikan landasan untuk menarik kesimpulan siapa di antara kedua calon yang akan memenangi pilkada. Pemenangnya bisa Kaji, bisa Karsa.

Selisih antara prediksi quick count LSI dan hasil resmi KPU Jatim hanya 0,64 persen, yang berarti masih di dalam rentang margin of error 1,7 persen. Dengan demikian, tidak ada masalah dengan hasil quick count yang diumumkan LSI.

Semoga tulisan ini bisa dipahami oleh pemerhati quick count sehingga tidak gegabah dalam memberi pernyataan yang terkesan menafikan kredibilitas lembaga survei dan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman masyarakat.

Deni Irvani Peneliti Lembaga Survei Indonesia

SKB 4 menteri : sikap FPDIP

PRESS RELEASE
MENOLAK SKB 4 MENTERI


Mensikapi dikeluarkannya SKB 4 Menteri No. PER.16/MEN/X/2008, 49/2008, 922.1/M-IND/10/2008 dan 39/M-DAG/PER/10/2008 tertanggal 22 Oktober 2008 tentang “Pemeliharaan momentum pertumbuhan ekonomi nasional dalam mengantisipasi perkembangan perekonomian global” atau yang dikenal dengan SKB 4 MENTERI, dengan ini Fraksi PDI Perjuangan DPR RI menyatakan TIDAK SETUJU DAN MENOLAK diberlakukannya SKB 4 MENTERI tersebut.

Mensikapi dikeluarkannya SKB 4 Menteri No. PER.16/MEN/X/2008, 49/2008, 922.1/M-IND/10/2008 dan 39/M-DAG/PER/10/2008 tertanggal 22 Oktober 2008 tentang “Pemeliharaan momentum pertumbuhan ekonomi nasional dalam mengantisipasi perkembangan perekonomian global” atau yang dikenal dengan SKB 4 MENTERI, dengan ini Fraksi PDI Perjuangan DPR RI menyatakan diberlakukannya SKB 4 MENTERI tersebut.
Fraksi PDI Perjuangan DPR RI berpendapat bahwa:
1. Kenaikan upah seharusnya didasarkan pada tingkat inflasi dan bukan tingkat pertumbuhan ekonomi sebagaimana ditetapkan dalam SKB 4 Menteri. Untuk mempertahankan kehidupan buruh, upah harus naik minimal sama dengan tingkat inflasi. Jika upah tidak naik minimal sama dengan tingkat inflasi maka daya beli riil buruh menurun. Oleh karena itu tidak logis mendasarkan kenaikan upah pada tingkat pertumbuhan ekonomi, dan bukan pada tingkat inflasi. Apalagi tingkat pertumbuhan ekonomi hanya sekitar 6 % sementara tingkat inflasi mencapai sekitar 11 %. Jika kenaikan upah dibatasi maksimum sama dengan tingkat pertumbuhan ekonomi berarti pemerintah by design memperburuk kehidupan para buruh;


2. Penetapan upah yang diserahkan PKB (Perjanjian Kerja Bersama) tanpa keterlibatan Pemerintah (sebagaimana tertera pada SKB 4 Menteri) jelas-jelas tidak sesuai dengan UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Bab II, Bagian Kedua, Pasal 88 s.d Pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 sudah secara jelas mengatur tentang pengupahan. Pasal 88 menyatakan bahwa (1) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan; (2) Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh. Sebagamana yang diamanatkan Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi : “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dengan ketentuan tersebut maka jelas bahwa masalah upah tidak bisa diserahkan begitu saja menjadi urusan bipartit pengusaha-buruh melainkan perlu kebijakan pemerintah yang melindungi kehidupan buruh. SKB 4 Menteri yang menyerahkan masalah upah sebagai masalah bipartite menunjukkan bahwa pemerintah mengabaikan tanggung jawabnya dalam melindungi kepentingan buruh. SKB 4 Menteri tersebut jelas-jelas memperlemah posisi buruh.
3. SKB 4 Menteri tersebut jelas-jelas akan memperburuk kehidupan buruh yang selama ini sudah terpuruk. Kebijakan tersebut tidak ramah terhadap buruh, cenderung mengeksploitasi hak-hak buruh dan menyerahkan nasib buruh kepada kepentingan kapitalisme global;
4. SKB 4 Menteri tersebut juga tidak membantu pengusaha dalam mencegah PHK sebab akar persoalan krisis saat ini bukan pada tingginya upah buruh melainkan menurunya daya serap pasar dunia. Menanggapi krisis gobal dengan mengeluarkan SKB 4 Menteri merupakan kebijakan yang mengada-ada dan salah alamat.
5. Untuk membantu para pengusaha, pemerintah seharusnya lebih fokus pada upaya mengurangi highcost economy yang berbasis pada patronase politik dan tingginya biaya birokrasi dalam bentuk biaya siluman (invisible cost). Disinyalir oleh kalangan pengusaha alokasi untuk biaya siluman sekarang ini sudah mencapai dua kali lipat dari upah buruh.
Oleh karena itu Fraksi PDI Perjuangan DPR RI:
1. Mendesak Pemerintah agar SEGERA MENCABUT SKB 4 Menteri tersebut;
2. Menghimbau kepada Para Gubernur dan Para Bupati untuk tetap mengacu pada UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dalam menetapkan Upah Minimum Propinsi maupun Upah Minimum Kabupaten/Kota;
3. Menghimbau kepada seluruh buruh dan pengusaha untuk bersatu padu menentang kebijakan pemerintah yang seringkali merugikan buruh dan pengusaha.
4. Mendesak Ketua DPR RI untuk menolak SKB 4 Menteri sebagai sikap DPR RI dan berpihak kepada buruh, kalau usul PDI Perjuangan tidak diindahkan, maka Fraksi PDI Perjuangan akan menggunakan Hak Interpelasi.
Jakarta, 26 Nopember 2008

Iklan PDIP : perjuangkan sembako murah

Kamis, 27/11/2008 15:22 WIB
Iklan Politik Megawati Dikritik
PDIP Launching Isu Kampanye Sembako Murah
M. Rizal Maslan - detikNews

Jakarta - Walau iklan politiknya dikritik sejumlah kalangan, Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) tetap mengusung isu 'Perjuangkan Sembako Murah'
dalam kampanyenya. Bahkan, PDIP menawarkan 6 solusi alternatif kebijakan perbaikan ekonomi rakyat.

"Secara resmi, hari ini PDIP melaunching dan memulai kampanye dengan isu 'Perjuangkan Sembako Murah'," kata Sekjen DPP PDIP Pramono Anung dalam jumpa persnya di Megawati Institute, Jl Proklamasi, Jakarta, Kamis (27/11/2008).

Menurut Pramono, PDIP ingin mengawali Pemilu 2009 dengan kampanye modern. Ada dua langkah yang diambil, yaitu menyuarakan keprihatinan yang dirasakan
rakyat melalui survei opini politik dan, kedua, mewacanakan solusi bagi
keprihatinan masyarakat itu.

"PDIP tidak ingin hanya meneriakan jargon atau slogan, tapi memberikan jalan keluar kebijakannya," jelasnya.

Pramono menjelaskan, partainya menyayangkan pemerintahan SBY-JK yang gagal
membuat harga sembako lebih terjakau masyarakat. Dari data statistik
2004-2008, kenaikan harga sembako melampaui kenaikan daya beli masyarakat,
bahkan kenaikan harga pertahunnya melonjak terus sekitar 10 persen/tahun.

Dicontohkan Pramono, untuk tahun ini saja harga beras naik 95 persen
dibanding tahun 2004, minyak goreng 101 persen, telur ayam ras 67 persen dan komoditas penting lain-lainnya naik di atas 55 persen.

"Situasi ini harus menjadi perhatian serius, apalagi 60 persen penduduk Indonesia pengeluarannya terfokus untuk memenuhi kebutuhan pokoknya," ucapnya.

Oleh sebab itu, lanjut Pramono, selain melaunching isu kampanye tersebut, PDIP juga menawarkan solusi kebijakan untuk memperbaiki kondisi perekonomian seperti tahun 2004 (sama seperti Megawati berkuasa). Keenam solusi itu di antaranya menata kembali ketimpangan struktur pengusaan dan penggunaan lahan yang lebih adil, mempercepat pembangunan jaringan irigasi, menyediakan pupuk dan bibit murah yang berkualitas, meningkatkan operasi pasar, memperkuat koperasi petani, lumbung pangan dan perbankan pertanian, serta terakhir mengendalikan impor sembako.

Pramono menerangkan, sosialisasi awal isu sembako murah dan solusi kebijakannya sudah dimulai. Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri pada waktunya akan melakukan roadshow kesejumlah daerah.

"Program kongkret ini sebagai pilot project. Jika dipercayai rakyat, PDIP dan Megawati sesegera mungkin memasifkan pilot project itu di seluruh wilayah Indonesia," tegasnya.

Sementara itu, Direktur Megawati Institute, Arif Budimanta menambahkan, pada prinsipnya isu kampanye sembako murah juga memiliki nilai ideologis, terutama bagi partai yang selama ini dikenal partainya wong cilik. Diharapkan perjuangan pangan ini bisa menjadi politik negara.

"Enam langkah itu bisa menjadi list bagi politik negara," imbuhnya.

Ketika ditanya apa saja langkah kongkret PDIP untuk mewujudkan enam solusi
kebijakannya itu. Dengan diplomatis Pramono mengatakan, "Langkah kongkretnya bagaimana, jawabannya akan dilakukan bila Megawati dipercayai memimpin. Ini tidak bisa disosialisasikan bila rakyat tidak percaya Megawati," jawabnya.

Terkait iklan politik Megawati di sejumlah media massa yang menawarkan sembako murah dan dikritik sejumlah kalangan. Pramono mengatakan, semua
dilakukan sesuai etika yang ada.

"Kita tidak buat asal-asalan, ini bagian dari demokrasi. Jadi kita tidak
perlu menanggapi seriuslah," pungkasnya lagi.(zal/irw)

Birokrat berpihak dalam Pilgub Jatim

Kamis, 27/11/2008 17:27 WIB
Konflik Pilgub Jatim
PBNU: Akibat Birokrat Kekuasaan Berpihak
M. Rizal Maslan - detikNews
Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai kekisruhan yang sering terjadi dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) karena keterlibatan dan keberpihakan birokrasi kekuasaan. Begitu juga dalam pemilihan Gubernur (Pilgub) di Jawa Timur.

"Sejak awal saya telah mengingatkan, seringnya terjadi kerawanan di banyak Pilkada disebabkan terlibatnya kekuasaan dan birokrasi dalam pemihakan," kata Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi kepada wartawan di kantornya, Jl Kramat Raya, Jakarta, Kamis (27/11/2008).

Hal tersebut, menurut Hasyim, terasa juga di Pilgub Jatim seperti yang terungkap dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi (MK) yang menunjukkan tingkat keterlibatan birokrasi di tingkat bawah. Juga turunnya beberapa Menteri ke Jatim, pengamanan yang berlebihan, cara pejabat-pejabat Jatim mengambil posisi dan sebagainya telah membantu opini masyarakat Jatim tentang Pilkada yang baru berlangsung.

Hal ini, lanjut Hasyim, tidak mudah dibantah melalui pernyataan tidak ada intervensi. "Tetapi saya yakin pemerintah Jatim mampu mengatasi keadaan dan seharusnya memang begitu, karena arus kerawan itu tidak berasal dari masyarakat murni di Jatim," jelasnya.

Hasyim mengajak masyarakat untuk tenang dan menunggu penyelesaian konflik pilkada di MK. MK dituntut untuk memberikan rasa keadilan, apakah MK berhenti pada keputusan legal formal yang "kering" ataukah berjuang untuk menegakkan kejujuran dan rasa keadilan masyarakat.

"Semoga rasa keadilan terakomodasi karena kalau tidak, sudah tidak ada lagi lembaga yang diharapkan menghilangkan kecurangan pemilu di negeri ini," harapnya.

Hasyim berharap, apa yang menjadi rentetan sejumlah pilkada yang berlangsung di Indonesia tidak mempengaruhi masyarakat dalam Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2009 nanti.

"Semoga Pilpres yang akan datang tidak lebih kasar dari Pilgub Jatim. NU sebagai lembaga moral akan terus berjuang agar Indonesia mempunyai Pemilu yang clear dan clean," pungkasnya.(zal/irw)

IHSG ke-3 paling parah sedunia

Rabu, 26/11/2008 11:29 WIB
Penurunan IHSG Terbesar ke-3 di Dunia
Indro Bagus SU - detikFinance


Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan terbesar ketiga di dunia selama periode akhir 2007 hingga 25 November 2008. Penurunan IHSG masih lebih baik dibanding indeks Shanghai dan Shenzhen di China.

Demikian diungkapkan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) Fuad Rahmany dalam acara Investor Summit and Capital Market Expo 2008 di Hotel Ritz Carlton, SCBD, Jakarta, Rabu (26/11/2008).

Penurunan indeks dunia pada periode akhir 2007 hingga 25 November 2008 adalah:

  • Shanghei dari level 5.201 menjadi 1.888 atau turun 64,10%
  • Shenzhen dari level 1.447 menjadi 531 atau turun 63,26
  • IHSG dari level 2.745 menjadi 1.154 atau turun 57,97%
  • Hong Kong dari level 27.812 menjadi 12.878 atau turun 53,69%
  • Jepang dari level 15.307 menjadi 8.323 atau turun 45,62%

"Semuanya memang turun, itu karena krisis global bukan karena indeks kita yang buruk," kata Fuad.

Diakui Fuad, banyak yang mempertanyakan kenapa jika indeks Dow Jones turun 5% namun IHSG penurunannya bisa sampai 10%. "Karena kalau di Dow Jones itu turun 5% saja sudah sangat luar biasa. Dan biasanya kalau Dow Jones turun 5% seluruh dunia ikut anjlok tajam. Jadi perbandingannya tidak bisa seperti itu," lanjutnya.

Penurunan IHSG dan indeks dunia ini, kata Fuad lebih karena terbawa krisis global yang sedang mengalami likuiditas ketat.

(ir/qom)
http://www.detikfinance.com/read/2008/11/26/112935/1043154/6/penurunan-ihsg-terbesar-ke-3-di-dunia

Cara menghitung PDB

Rapor Perekonomian Kuartal III
Jumat, 21 November 2008 | 00:34 WIB

Oleh Cyrillus Harinowo

Pekan lalu Badan Pusat Statistik mengeluarkan laporan tentang PDB kuartal III-2008. Data perekonomian itu menarik perhatian karena dengan data itu, kita bisa melihat lebih dalam dampak krisis finansial global terhadap perekonomian Indonesia.

Laporan BPS juga menarik karena beberapa negara di dunia, termasuk anggota G-7, Jepang, Jerman, dan Italia—berdasarkan laporan PDB terakhir—telah mengalami resesi, yaitu pertumbuhan negatif perekonomian selama dua kuartal.

Laporan BPS menunjukkan, PDB Indonesia pada kuartal III-2008 ternyata relatif masih bagus. Dibandingkan periode yang sama tahun 2007, PDB kuartal III menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,1 persen. Bahkan, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi selama tiga kuartal pertama tahun 2008 menunjukkan pertumbuhan 6,3 persen. Perkembangan itu sejalan leading indicator-nya, yaitu berbagai laporan keuangan yang dilakukan oleh berbagai perusahaan yang terdaftar di bursa saham Indonesia.

Perkembangan ”leading indicator”

Suatu hal yang menarik untuk membandingkan laporan keuangan kuartal III berbagai emiten dengan angka PDB yang dikeluarkan BPS. Berbagai perusahaan emiten itu mencakup berbagai sektor dan bersifat menyeluruh. Karena itu, laporan mereka bisa dikatakan sebagai leading indicator dari angka PDB kita. Itu sebabnya ketika membaca laporan keuangan berbagai perusahaan itu, saya merasa cukup yakin bahwa sampai dengan kuartal III, krisis perekonomian global belum membawa dampak yang signifikan bagi dunia usaha kita. Barangkali dampak yang terasa langsung adalah ruginya beberapa investasi keuangan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, terutama di negara tetangga maupun di dalam negeri. Ini berarti yang terpengaruh adalah ”kekayaan” (wealth) masyarakat kita dan belum menyentuh pada ”pendapatan” (income) mereka.

Sementara itu, BPS sebelumnya juga menyampaikan data produksi beras tahun 2008 (dari ramalan ketiga) yang dikatakan tumbuh lebih dari 5,0 persen. Demikian juga dengan jagung dan tanaman lainnya. Perkembangan itu juga ditunjang oleh tetap tingginya ekspor Indonesia sampai dengan September 2008, sementara impor mengalami penurunan berarti.

Satu hal yang mungkin memberi indikasi adanya perlambanan dalam kegiatan ekonomi adalah sektor industri manufaktur. Indikasi ini, yang dikatakan dilakukan melalui survei, agak berbeda dengan berbagai laporan dari berbagai perusahaan itu.

Produksi mobil, baik untuk penjualan domestik maupun ekspor, masih tetap mengalami pertumbuhan tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2007. Unilever juga melaporkan pertumbuhan penjualan sekitar 22 persen. Bahkan, kalau dihilangkan faktor kenaikan harganya pun, perusahaan barang kebutuhan rumah tangga itu masih membukukan kenaikan penjualan riil jauh di atas pertumbuhan PDB. Karena itu, rasanya masuk akal untuk melakukan rekonsiliasi antara hasil survei itu dan data laporan perusahaan yang dapat dengan mudah diperoleh di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan berbagai catatan itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III yang sebesar 6,1 persen adalah sejalan dengan berbagai informasi yang telah muncul sebelumnya, kecuali data industri manufaktur yang perlu ditelaah lebih lanjut.

PDB nominal kuartal III

Satu hal yang menarik dari laporan BPS itu adalah data PDB berdasarkan harga yang berlaku (PDB nominal). Pada saat BPS mengeluarkan data PDB kuartal I di pertengahan Mei 2008, nilai PDB nominal kuartal itu dilaporkan sebesar Rp 1.122,1 triliun atau tumbuh sebesar 21,94 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan angka itu saya memiliki optimisme bahwa PDB nominal sepanjang tahun 2008 bukan tidak mungkin akan mencapai Rp 4.600 triliun. Namun, ternyata tiga bulan kemudian BPS melaporkan data PDB nominal kuartal II yang mencapai Rp 1.230,9 triliun.

Berdasarkan data itu, saya mengubah prediksi saya mengenai PDB nominal sepanjang tahun 2008 menjadi Rp 4.700-Rp 4.900 triliun.

Dalam laporan BPS di kuartal III ini, ternyata PDB nominal dilaporkan mencapai Rp 1.343,8 triliun atau mengalami pertumbuhan sekitar 30 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan tercapainya jumlah itu, sepanjang tiga kuartal pertama tahun 2008, PDB nominal kumulatif telah mencapai Rp 3.705,3 triliun. Angka ini kembali lebih tinggi dibandingkan prediksi saya sebelumnya sehingga kemudian saya merevisi lagi angka prediksi PDB nominal sepanjang tahun 2008 menjadi Rp 5.000 triliun atau bahkan mungkin akan lebih besar.

Mengingat nilai tukar rupiah baru mengalami pelemahan drastis pada Oktober, ini berarti PDB itu dalam mata uang dollar ada pada kisaran 400 miliar dollar AS. Ini berarti PDB sekitar 520 miliar dollar AS akan amat mungkin tercapai sepanjang tahun 2008. Angka ini akan menghasilkan pendapatan per kapita sekitar 2.300 dollar AS, daya beli yang lumayan besar.

Di tengah situasi yang sering disebut krisis saat ini, bagi yang jeli angka-angka itu tetap menjadi suatu kesempatan bisnis tersendiri. Perkembangan pendapatan yang mungkin akan terpengaruh pada kuartal-kuartal mendatang akhirnya merupakan potensi pasar yang besar bagi berbagai industri manufaktur dan jasa untuk terus berkembang pada tahun-tahun mendatang.

Cyrillus Harinowo Rektor ABFII Perbanas

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/11/21/00340482/rapor.perekonomian.kuartal.iii

Karena perubahan nilai tukar, utang RI naik 2,335 milyar dolar

Utang Naik 2,335 Miliar Dollar AS
Paling Besar Berdenominasi Yen
Senin, 24 November 2008 | 01:34 WIB

Jakarta, Kompas - Beban pembayaran utang luar negeri Pemerintah Indonesia periode Januari-Oktober 2008 dilaporkan meningkat 2,335 miliar dollar AS akibat fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap tiga valuta asing utama, yakni yen Jepang, dollar AS, dan euro.

Tingginya peningkatan beban pembayaran utang itu disebabkan pada saat yang sama terjadi penguatan nilai tukar yen terhadap dollar AS dan pelemahan rupiah terhadap dollar AS.

”Perubahan outstanding (nilai total utang) yang ekuivalen dalam dollar AS dan juga rupiah sangat dipengaruhi oleh jumlah utang yang dicairkan (net disbursement) dan fluktuasi nilai tukarnya,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan (Depkeu) Rahmat Waluyanto, Minggu (23/11) di Jakarta.

Menurut Rahmat, dalam struktur portofolio pinjaman luar negeri, ada tiga valuta asing (valas) utama yang berpengaruh pada outstanding pinjaman luar negeri pemerintah, yakni dollar AS, yen, dan euro. Berdasarkan data September 2008, komposisi utang dalam dollar AS mencapai 29 persen dari total pinjaman luar negeri. Adapun utang dalam yen sebesar 44 persen dan euro sebanyak 16 persen terhadap total pinjaman luar negeri.

Berdasarkan data Depkeu per 31 Oktober 2008, nilai outstanding pinjaman luar negeri mencapai 62,103 miliar dollar AS. Maka, utang dalam yen menduduki komposisi terbesar, yakni sekitar 27,325 miliar dollar AS.

Besarnya pembayaran utang dalam yen membuat pembayaran pinjaman pemerintah melonjak akibat penguatan mata uang Jepang ini terhadap dollar AS. Setiap penguatan yen terhadap dollar AS sebesar 1 persen akan memengaruhi peningkatan pinjaman senilai 0,4 persen ekuivalen dollar AS. Outstanding pinjaman membengkak karena setiap utang yen, dibayar dengan dollar AS.

”Kecenderungan penguatan yen terhadap dollar AS saat ini akan mendorong peningkatan outstanding utang dalam ekuivalen dollar AS. Saat yang sama, penguatan dollar AS terhadap rupiah akan berpengaruh lebih besar terhadap outstanding utang dalam rupiah,” ujar Rahmat.

DIPA baru

Sebelumnya, Dirjen Perbendaharaan Negara Depkeu Herry Purnomo menyebutkan, jika pada akhir tahun anggaran 2008 terjadi peningkatan beban pembayaran utang, pihaknya akan menerbitkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) baru untuk pelunasan utang.>w 9636m<>w 9536mw 9636mw 9736m<

”Saya masih menunggu perhitungan yang dilakukan oleh Pak Rahmat (Rahmat Waluyanto, Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu) atas perubahan pembayaran utang itu,” ujarnya.

Hingga tanggal 14 November 2008, Depkeu mencatat pembayaran utang luar negeri telah mencapai Rp 22,6 triliun atau 78 persen dari pagu di APBN Perubahan (APBN-P) 2008, yang ditetapkan sekitar Rp 28,97 triliun. Adapun pembayaran utang dalam negeri, yang sebagian besar merupakan utang pokok dan bunga atas obligasi negara telah mencapai Rp 51,4 triliun atau 78 persen terhadap pagu pada APBN-P 2008, yakni sekitar Rp 65,897 triliun.

Meskipun sebagian besar pinjaman berdenominasi yen, pemerintah tidak memiliki stok yen dalam jumlah besar. Adapun dana dalam bentuk valas terbesar yang dimiliki pemerintah ada dalam denominasi dollar AS. (OIN)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/11/24/0134166/utang.naik.2335.miliar.dollar.as

Sby andalkan kinerja KPK

JAKARTA- Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dinilai gagal, karena terlalu mengandalkan kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Penilaian tersebut disampaikan dosen filsafat Universitas Indonesia Rocky Gerung dalam acara seminar di Galery Caf�, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (22/11/2008).

Menurut Rocky, KPK adalah lembaga sementara yang berada di luar eksekutif. "Jika pemerintah mengagungkan kinerja KPK, maka sebenarnya pemerintah saat ini gagal," jelasnya.

Seharusnya, pemerintah membanggakan kinerja Kejaksaan Agung. Jika KPK yang terus menerus berhasil kinerjanya, maka pemerintah akan selalu dinilai gagal. (uky)

http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/11/22/1/166788/andalkan-kpk-pemerintah-sby-jk-dinilai-gagal

Sby panen padi Tommy Winata

Rabu, 12 November 2008 - 10:28 wib
Amirul Hasan - Okezone

SUKABUMI - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan melakukan panen raya padi jenis varietas Bernas Prima yang dikembangkan PT Sumber Alam Sutera (SAS), Grup Artha Graha di Sukabumi pagi ini, Rabu (12/11/2008).

Memasuki area panen raya yang berada di Desa Situ Mekar Kecamatan Lembur Situ ini puluhan spanduk ucapan selamat datang kepada presiden sudah terpasang dimana-mana. Selain itu yang paling mencolok adala baliho besar berukuran kurang lebih 4x8 meter yang berisi ucapan terima kasih kepada presiden SBY dari masyarakat dan pemkot Sukabumi.

"Masyarakat dan Pemerintah Kota Sukabumi mengucapkan terimakasih kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono atas bantuan: Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan Operasi Sekolah (BOS), Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)," demikian tulis baliho itu.

Tak cukup sampai disitu, spanduk-spanduk yang mengatasnamakan organisasi kemasyarakatan pun terpasang berjejer di sepanjang jalan yang akan dilalui SBY seraya meberikan ucapan yang kurang lebih sama. Bahkan ada beberapa relawan yang membagi-bagikan tabloid Sambung Hati 9949 yang berisi pujian, sanjungan dan keberhasilan-keberhasilan SBY selama memerintah.

"Nggak tau, tadi ada yang naro di sini. Ya udah aja dibagi-bagikan," ujar salah seorang pria yang tidak mau disebutkan namanya kepada okezone saat menjaga tumpukan tabloid 9949.

Kotak kardus berisi tabloid itu ternyata di labelnya bertuliskan SEKRETARIAT RUMAH TANGGA KEPRESIDENAN; BULETIN BERTINDAK UNTUK RAKYAT...

Namun sayang sepertinya label itu sengaja disobek, sehingga sulit dibaca.����

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, SBY dijadwalkan melakukan panen raya padi jenis Bernas Prima yang dikembangkan oleh PT Sumber Alam Sutera (SAS), Grup Artha Graha pada pukul 10 pagi ini.

Telah hadir di tempat acara Tommy Winata, Dahlan Iskan, Peggy Melati Sukma. Adapun Presiden didampingi oleh Gubernur Jabar A Heryawan, Mentan Anton Apriantono.
(uky)

http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/11/12/1/163139/sby-panen-padi-tommy-winata-di-sukabumi/sby-panen-padi-tommy-winata-di-sukabumi

PDIP tak anggap penting Sby

PDIP Tak Perhitungkan SBY di Pilpres 2009

Jum'at, 21 November 2008 - 16:10 wib
Mardanih - Okezone

JAKARTA- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memperhitungkan lima calon presiden sebagai rival ketua umum mereka, Megawati Soekarnoputri di Pemilu Presiden 2009 nanti. Namun, nama Susilo Bambang Yudhoyono tidak termasuk di antaranya.

''Ada lima capres yang diperhitungkan PDIP. Pertama, Sri Sultan, kedua dari Hanura Pak Wiranto, ketigakeempat calonnya PKS, kelima calonnya Golkar jika Golkar mencalonkan Pak JK," kata Ketua DPP PDIP Maruar Sirait di sela diskudi di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (21/11/2008).

Padahal, Presiden SBY sudah menyatakan diri siap maju di Pemilu Presiden tahun 2009 mendatang. Namun, sampai sekarang tiket yang dimiliknya hanyalah dari Partai Demokrat.

Pria yang akrab disapa Ara ini menegaskan partainya tidak mungkin merubah posisi Megawati dari calon presiden menjadi calon wakil presiden. Karena hal tersebut telah menjadi keputusan partai. ''Tidak mungkin kita melakukan perubahan ibu Mega dengan siapapun,'' tegasnya.

Putra politisi senior Sabam Sirait ini juga menekankan sejak dulu PDIP selalu memiliki sikap yang jelas dibandingkan partai lain. Salah satu contohnya adalah ketika PDIP memutuskan sebagai partai oposisi.

''Sekali kita jadi oposisi, kita jadi oposisi. Kita konsisten dan kita tidak mau masuk kabinet. Tidak seperti PAN yang memakai istilah diwakafkan,'' katanya dengan nada menyindir.

http://pemilu.okezone.com/index.php/read/2008/11/21/268/166517/pdip-tak-perhitungkan-sby-di-pilpres-2009