Kamis, 05 Februari 2009

Perbankan saat ini lebih buruk dari tahun 1998

Ternyata, kondisi perbankan kita saat ini lebih buruk dari tahun 1998 lalu.

Posisi Perbankan kita masih rentan
Kamis, 5 Februari 2009 | 11:00 WIB
JAKARTA, KAMIS - Di tengah krisis finansial global yang berkecamuk, Danareksa Research Institute (DRI) merilis banking pressure index (BPI). Celakanya, nilai BPI per November 2008 mencapai 0,75. "Ini sudah melewati BPI Maret 1997 yang menandai akan datangnya krisis," ujar Purbaya Yudhi Sadewa, Kepala Ekonom DRI.

BPI adalah salah satu sistem peringatan dini atau early warning system untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya krisis perbankan di suatu negara. Menurut Purbaya, nilai BPI di atas 0,5 menunjukkan sistem perbankan sudah rentan krisis. Semakin tinggi nilainya, sistem perbankan itu semakin tertekan.

Karena itu, Purbaya memperingatkan agar BI mewaspadai kemungkinan terjadi krisis lagi. "Kalau tidak hati-hati, bisa terjadi sistemic default. Ada peluang terjadinya banyak bank yang bangkrut," imbuh Purbaya.

Menanggapi hal itu, BI tidak cemas. "Kondisi sekarang masih jauh lebih baik daripada 1997. Semua indikator, termasuk nilai tukar, pasar saham, inflasi, sektor riil, dan NPL, jauh lebih rendah," tukas Wimboh Santoso, Kepala Biro Stabilitas Sistem Keuangan Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI.

Purbaya juga sepakat situasi sekarang masih lebih baik kendati BPI mencapai 0,75. Apalagi, sekarang BI melakukan pendekatan yang berbeda. "Dulu BI justru menaikkan bunga sangat tinggi dan mencetak uang," kenang Purbaya. Tapi, ia menilai masih banyak pekerjaan rumah BI untuk mencegah meletusnya krisis di perbankan.

Pertama, BI mesti menaikkan kepercayaan di sistem perbankan. Kedua, nilai rupiah harus stabil. Ketiga, jangan takut menurunkan bunga lagi. Keempat, BI harus memaksa bank menurunkan bunga kredit. "Bila perlu, paksa bank BUMN untuk memelopori penurunan bunga. Sekarang saya lihat intervensi BI masih tanggung," kata dia.

Ia menambahkan, BI mestinya berani memotong BI rate menjadi 7 persen-7,5 persen. Bahkan, jika inflasi mencapai 5,5 persen, BI rate bisa turun lagi ke 6,5 persen-7 persen.

Kemarin, BI sudah menurunkan lagi BI rate menjadi 8,25 persen. Tapi, agaknya BI tak akan lebih agresif lagi. "BI memutuskan secara bertahap, sesuai kondisi setiap bulan," kata Gubernur BI Boediono. (Asih Kirana Wardani, Dyah Megasari/Kontan
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/02/05/11001673/Posisi.Perbankan.Kita.Masih.Rentan

Tidak ada komentar: