Rabu, 18 Februari 2009

Bukti PNPM jadi alat kampanye Sby

18/02/2009 - 19:24
PD: SBY Bilang 'Lanjutkan' Wajar
Djibril Muhammad

Susilo Bambang Yudhoyono
(inilah.com/ Raya Abdullah)

INILAH.COM, Jakarta - Sambutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memberikan bantuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri sebesar Rp1,448 triliun di Tuban, Jawa Timur, sempat menyisipkan jargon kampanye Partai Demokrat (PD). Namun, hal itu dinilai PD wajar.

Dalam kunjungan itu, SBY sempat mengeluarkan sejumlah kata-kata yang menjadi jargon Partai Demokrat dan SBY. Di antaranya, saat dia menyebut apa yang sudah baik dari pemimpin saat ini harus tetap dilanjutkan. Ia juga menyebut, pemerintah telah berhasil menurunkan harga BBM hingga tiga kali.

Seperti diketahui, kata 'lanjutkan' maupun kalimat ‘telah menurunkan BBM tiga kali’ merupakan jargon yang didengungkan dalam iklan kampanye Partai Demokrat

Namun, hal ini dibantah oleh Sekjen DPP Partai Demokrat Marzuki Ali, kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (18/2). Menurut dia, pernyataan SBY merupakan pernyataan yang standar dan normatif. Karena pada dasarnya memang sesuatu yang baik itu harus dilanjukan

"Mungkin kalimatnya hampir sama dengan slogan. Lalu bahasa lain dari ‘lanjutkan’ apa? Kalau memang bagus, ya dilanjutkan. Itu bahasa normatif. Siapapun akan menggunakan itu," paparnya.

Dituturkan dia, SBY bukanlah pemimpin yang memanfaatkan segala sesuatu (jabatan) demi kepentingan golongan. Bahkan SBY mengajarkan pada para kader PD agar taat pada azas hukum yang berlaku. "Jadi, ya memang beliau menyampaikan hal-hal yang baik untuk dilakukan. Itu wajar," kata Marzuki.

Ia juga menolak jika disebut pernyataan tesebut menyimpang secara etika politik. Sebab, sambutan SBY tersebut tidak ada kaitannya dengan kampanye yang dilakukan Partai Demokrat selama ini. "Tidak ada yang disisipkan. Sebagai presiden beliau tidak promosi, karena yang iklan itu adalah Partai Demokrat," sergahnya.

Mengenai posisi SBY sebagai Ketua Dewan Pembina, dinilai Marzuki tidak berbeda dengan posisi Dewan atau Majelis Syura di PKS dan PKB. Karena itu, ia meminta agar menghentikan penilaian atas kata-kata seorang tokoh, karena dinilainya tidak produktif.

“Kita ngurusin omongan orang saja. Harusnya kita bicara yang positif. Omongan SBY selalu dimaknai. Demokrasi ini membuat kita menjadi tidak produktif, tidak efisien," pungkasnya. [jib/nuz]

http://www.inilah.com/berita/politik/2009/02/18/84708/pd-sby-bilang-lanjutkan-wajar/

Tidak ada komentar: