Rabu, 18 Februari 2009

Obral gas ala Sby ...(3)

Minggu, 15 Februari 2009 13:44 WIB
GSA Donggi-Senoro Berpotensi Rugikan Negara Rp20 Triliun
Penulis : Jajang
JAKARTA--MI: Potensi kerugian negara (opportunity loss) dari gas sales agreement (GSA) yang ditandatangani 20 Januari lalu untuk gas dari Donggi-Senoro disinyalir BISA mencapai lebih dari Rp20 triliun.

Pasalnya dengan patokan harga minyak dunia yang tengah menurun sekalipun, nilai jual gas tersebut dianggap terlalu rendah sehingga pemerintah disarankan melakukan renegosiasi untuk harga jual yang lebih layak.

"Harus dilakukan penyelidikan terkait rendahnya harga gas ini. Demikian juga dengan dokumen kontrak jual belinya, sehingga menjadi jelas klausul-klausul mana yang berpotensi merugikan itu. Sebaiknya dilakukan negosiasi ulang. Pemerintah mesti didesak untuk melakukan itu," ujar Direktur Eksekutif Refor-Miner Institute Pri Agung Rakhmanto, Minggu (15/2).

Idealnya harga jual gas yang berasal dari Donggi-Senoro adalah sebesar US$5-US$6 per mmbtu. "Dugaan saya, penentuan harga dasar yang dijadikan patokan dalam formula harga gasnya terlalu rendah. Mestinya, dengan harga minyak US$45 per barel, harga jual gas ada di kisaran US$5-US$6 per mmbtu, bukan US$2,6 atau US$2,8 per mmbtu," papar Pri Agung.

Potensi kerugikan negara ini merupakan akumulasi perhitungan dengan asumsi harga gas yang dijual US$2,75 per mmbtu, dengan jangka waktu selama 15 tahun sesuai dengan agreement tersebut. Disinyalir, formulasi harga GSA antara PT Pertamina EP dengan DSLNG dan GSA PT Pertamina HE Tomori dan PT Medco HE Tomori dengan PT Donggi Senoro LNG yang ditandatangani pada 22 Januari 2009 adalah menjadi sekira US$2,80/mscf (setara dengan US$2,75 per mmbtu) pada harga JCC minyak US$44 per barel.

Sebelumnya, Deputi Finansial dan Pemasaran BP Migas Eddy Purwanto pernah menyebutkan harga gas Senoro telah disepakati US$3,85 per mmbtu, pada harga JCC minyak US$44 per barel sekaligus menjadi harga batas bawah yang bergerak mengikuti fluktuasi harga minyak mentah. Namun, konsorsium tersebut kembali menegosiasi ulang harga tersebut.

Terakhir, Kepala BP Migas R Priyono mengungkapkan jika dijual pada saat ini harga LNG Blok Senoro tersebut hanya US$2,6/mmbtu. Dengan demikian, potensi kerugian bisa dipastikan dapat lebih besar dari angka tersebut. (JJ/OL-06)

Tidak ada komentar: