Defisit APBN 2009 Naik Jadi 2,6%
Wahyu Daniel - detikFinance
Foto: Wahu/detikFinance
Hal ini dikatakan oleh Dirjen Anggaran Anny Ratnawati dalam acara seminar yang diadakan PT PNM di Gedung Arthaloka, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (17/2/2009).
"Penerimaan negara turun sekitar Rp 130 triliun. Kalau belanja tidak berubah, pembiayaan akan besar. Tidak mudah mencari dana, di tengah keketatan likuiditas. Kalaupun ada, biayanya tinggi. Belanja diturunkan, karena subsidi turun akibat harga minyak turun. Belanja Kementerian/Lembaga tidak dipotong," tuturnya.
Dengan naiknya defisit ini, Anny mengatakan pembiayaan tambahan akan berasal dari SILPA atau surplus APBN 2008 sebesar Rp 51 triliun dan tambahan utang dari pinjaman luar negeri atau standby loan sebanyak Rp 37 triliun.
"Defisit anggaran naik, Rp 136,9 triliun (2,6% dari PDB). Kita dapat standby hampir US$ 5 miliar, US$ 3,5 miliar akan ditarik untuk pembiayaan, pokoknya aman lah," jelasnya.
Dikatakan Anny kebijakan fiskal bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah kondisi ekonomi global, dimana investasi turun.
"Ekspor dan impor juga turun, dikhawatirkan minus. Kalau terjadi, penerimaan ekspor turun, tapi penerimaan impor turun, jadi balance," imbuhnya.
(dnl/lih)
http://www.detikfinance.com/read/2009/02/17/113444/1086002/4/defisit-apbn-2009-naik-jadi-26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar