Rabu, 18 Februari 2009

Obral gas ala Sby ...

Rabu, 18/02/2009 14:46 WIB
Kerugian Harga Gas Senoro Bisa Capai Rp 50 Triliun
Nurseffi Dwi Wahyuni - detikFinance


Foto: lih/detikFinance
Jakarta - Potensi kerugian negara dari perjanjian jual beli gas (Gas Sales Agreement/GSA) Donggi Senoro diprediksi mencapai Rp 50 triliun. Hitungan kerugian tersebut dengan asumsi gas Senoro dijual dengan harga minyak US$ 44-45 per barel.

Hal ini disampaikan Anggota Komisi VII DPR Tjatur Sapto Edi kepada wartawan usai rapat panitia angket DPR, di gedung DPR, jakarta, Rabu (16/2/2009).

Menurut Tjatur, dengan rata-rata harga minyak saat ini yang sebesar US$ 45 per barel, seharusnya harga gas Senoro bisa mencapai US$ 5-6 per mmbtu.

Sementara menurut Tjatur, pada GSA yang ditandatangani bulan lalu tersebut harga gas hanya US$ 2,8 per mmbtu meskipun acuan harganya tak jauh berbeda, yaitu US$ 44 per barel.

"Jadi kerugian itu kalau kita ambil harga minyak pada saat ini," ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Tjatur juga mengkritisi pernyataan menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro yang menyatakan dirinya tidak mengetahui harga di kesepakatan tersebut.

"Menteri bilang dia tidak tahu soal harga gas Donggi Senoro dan itu adalah B to B, tidak mungkin karena dia ada di situ," tandasnya.

Sementara itu, Kepala BP Migas R Priyono menjelaskan apa yang disepakati tersebut belum final karena baru dalam GSA. "Apa yang dibahas dalam GSA tersebut masih belum final. Itu kan baru GSA, belum sales appointed agreement (SAA)," katanya.

Menurut Priyono, dalam GSA apa yang disepakati masih merupakan hal yang umum dan bersifat B to B.

"Penekanannya lebih kepada besar cadangan, berapa lama, aturan bisnis, dan untuk harganyapun masih menggunakan formula. Sedangkan dalam SSA, peranan BP migas akan lebih dominan karena BP migas sudah mulai memasukan kepentingan pemerintah misalnya terkait peninjauan harga. Dan apa yang disepakati dalam SSA ini juga bisa batal tergantung Menteri." ungkapnya.(epi/lih)
http://www.detikfinance.com/read/2009/02/18/144621/1086746/4/kerugian-harga-gas-senoro-bisa-capai-rp-50-triliun

Tidak ada komentar: