Rabu, 28 Januari 2009

Sby gagal penuhi janji

Mega Kritik SBY Lagi
Rabu, 28 Januari 2009 | 00:15 WIB

Solo, Kompas - Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Selasa (27/1), kembali mengkritik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dia menilai Yudhoyono gagal memenuhi janjinya dalam pemilihan umum lalu.

Terkait kebijakan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), bahkan Megawati menilai pemerintah telah menjadikan rakyat seperti permainan anak-anak, yoyo.

Megawati menyampaikan hal itu dalam pidato politiknya saat pembukaan Rapat Kerja Nasional IV PDI-P di Hotel The Sunan, Solo, Selasa. Hadir pula sejumlah tokoh nasional, seperti mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah A Syafii Maarif, Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X, mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.

Menurut Megawati, penurunan harga BBM yang dilakukan pemerintah bersifat setengah hati dan lebih mengesankan hanya untuk mendapat simpati publik, tidak untuk menyelesaikan persoalan utama, yaitu meningkatkan daya beli dan menyejahterakan rakyat.

”Pemerintah menjadikan rakyat seperti permainan anak-anak, yoyo. Terlempar ke sana kemari, kelihatannya indah, tetapi pada dasarnya membuat rakyat tak menentu hidupnya. Hal ini menunjukkan ketakrelaan pemerintah untuk berkorban lebih banyak lagi bagi kepentingan rakyat banyak,” ujar Megawati, yang langsung disambut tepuk tangan.

Tidak berbuat

Menanggapi kritik pedas itu, Partai Demokrat sebagai pendukung Yudhoyono balik menyerang. Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Anas Urbaningrum justru menilai Megawati yang tidak berbuat apa.

”Pernyataan itu kian memperjelas beda antara pemerintah dan oposisi. Pemerintah menjalankan politik do something, sedangkan Ibu Mega melaksanakan politik do nothing. Partai oposisi hanya produktif dalam melahirkan perumpamaan, seperti poco-poco dan yoyo,” katanya.

Menurut Anas, pernyataan itu juga menjadi tanda yang nyata bahwa Megawati panik dengan kebijakan pemerintah yang populis. Sebagai pemimpin partai politik yang mengaku pro wong cilik semestinya berani mengapresiasi kebijakan pemerintah yang menguntungkan rakyat. Jangan karena popularitas pemerintah naik lantaran harga BBM turun, lantas memproduksi penilaian yang tidak tepat.

”Kami yakin, rakyat lebih suka pemerintah yang bekerja keras dan mendatangkan faedah nyata ketimbang oposisi yang berpikir keras memproduksi kalimat ibarat. Kritik oposisi yang tidak obyektif, semenarik apa pun pengibaratannya, tak akan mampu memisahkan perasaan rakyat kepada pemerintah yang bekerja,” ujar Anas lebih lanjut.

Tawarkan kebijakan

Megawati menilai kebijakan ekonomi pemerintahan Yudhoyono kian menjauh dari cita-cita mulia keadilan sosial, kemakmuran, dan kesejahteraan bagi rakyat. Itu dibuktikan dengan kian tak terjangkaunya harga sembilan bahan pokok (sembako). Hal ini ditunjukkan dari rata-rata inflasi bahan makanan yang pada tahun 2004 hanya 4,8 persen, sedangkan rata-rata tahun 2005-2007 adalah 12,7 persen.

Berdasarkan data dari Asosiasi Pengusaha Indonesia juga terjadi liberalisasi yang berlebihan. Kalau pada periode 2002-2004 penguasaan pasar domestik oleh produsen lokal sebesar 74 persen, pada periode 2005-2007 turun menjadi 22 persen.

Untuk menandingi kebijakan pemerintah Yudhoyono itu, Megawati menawarkan Kebijakan Menata Kemakmuran Masa Depan yang disebutnya dengan Kebijakan 28. Ia yakin banyak elemen bangsa yang berpikiran sama dengan apa yang dipikirkannya. Karena itu, dia pun berharap untuk bersama-sama menuntaskan reformasi.

”Marilah kita tuntaskan reformasi ini bersama-sama. Mari kita rapatkan barisan kembali. Saya berharap kita bisa bekerja bersama, berjuang bersama untuk meraih cita-cita founding fathers, cita-cita proklamasi mencapai jembatan emas kemerdekaan. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh,” katanya.

Menurut anggota Fraksi Partai Amanat Nasional DPR Dradjad Wibowo, yang juga hadir di Rakernas IV PDI-P mewakili Amien Rais, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI-P Taufiq Kiemas dan Sekretaris Jenderal PDI-P Pramono Anung W telah bertemu Amien Rais. Dalam pertemuan itu dibicarakan juga rencana pertemuan tokoh Ciganjur, yaitu Megawati, Sultan HB X, Abdurrahman Wahid, dan Amien Rais. (sut/son)

Tidak ada komentar: