Rabu, 28 Januari 2009

Donggi-Senoro rugikan negara

Ekonomi
28/01/2009 - 11:29
Donggi-Senoro Rugikan Negara Rp 20 T

INILAH.COM, Jakarta - Pemasokan gas Senoro yang sudah ditandatangani 22 Januari 2009 lalu berpotensi merugikan negara senilai Rp 20 triliun.

Sumber INILAH.COM mensinyalir formulasi harga GSA antara PT Pertamina EP dengan DSLNG dan GSA PT pertamina HE Tomori dan PT Medco HE Tomori dengan DSLNG yang ditandatangani pada 22 Januari 2009 menjadi US$ 2.80/mscf pada harga JCC minyak US$ 44/bbl, atau dapat disetarakan dengan US$ 2.75/MMBtu pada harga JCC minyak US$ 44/bbl ini lebih rendah dari yang sebelumnya pernah diberitakan di media massa yaitu sebesar US$ 3.85/MMBtu pada harga JCC minyak US$ 44/bbl.

Penurunan yang signifikan tersebut tidak dapat dielakkan menimbulkan kerugian yang sangat besar untuk seluruh Rakyat Indonesia.

Jika diasumsikan formulasi harga gas yang telah disepakati dalam GSA 22 Januari 2009 tersebut adalah harga bawah gas (Gas Floor price), maka kerugian yang diderita oleh Rakyat Indonesia (lihat tabel).

Namun jika formulasi harga gas tersebut bukanlah harga bawah gas yang disetujui, maka potensi penurunan penerimaan gas Rakyat Indonesia lebih besar lagi.

Selama pelaksanaan proyek Donggi-Senoro ini, yaitu 15 tahun ini berpotensi menurunkan pendapatan gas negara sebesar US$ 1,85 miliar.

Dari sini bisa dikatakan bahwa potensi kerugian negara dari Proyek Donggi Senoro ini berkisar Rp 20,9 triliun. Selain itu, petani-petani Indonesia akan kehilangan tambahan pasokan pupuk, mengingat pasokan gas untuk PAU telah dikorbankan untuk kepentingan proyek Donggi-Senoro LNG.

"Ini suatu ironi di tengah kelangkaan pupuk yang terjadi saat ini,. Kita menyaksikan semua gas yang dihasilkan dari lapangan gas Senoro digunakan sepenuhnya untuk kepentingan pemenuhan energi negara lain,' ujar sumber tersebut. [cms]

Tidak ada komentar: