Rabu, 29 April 2009

Penjualan rumah turun

Penjualan Kuartal I Turun
Mulai Akhir Bulan April 2009 Harga Rumah Naik
Rabu, 29 April 2009 | 03:38 WIB

Jakarta, Kompas - Penjualan rumah pada kuartal I tahun 2009 hanya 666 unit per bulan. Padahal, pada periode yang sama 2008, penjualan mencapai 1.257 unit per bulan dan pada kuartal IV-2008 sebanyak 948 unit per bulan. Penurunan yang tajam terjadi pada penjualan rumah dengan pangsa pasar untuk kalangan masyarakat menengah dan atas.

Adapun penjualan rumah untuk pangsa pasar menengah dan bawah, dari hasil survei yang dilakukan konsultan properti Procon Indah menunjukkan relatif masih banyak.

”Penjualan rumah untuk menengah dan atas turun tajam. Sebaliknya, pengembang yang menjual produk untuk menengah dan bawah, menjual cukup banyak,” kata Kepala riset konsultan properti Procon Indah, Utami Prastiana, Selasa (28/4) di Jakarta.

Hal itu juga diakui Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan Dan Permukiman Seluruh Indonesia Fuad Zakaria. ”Penjualan rumah memang anjlok,” ujar dia.

Rumah nonsubsidi yang banyak terjual adalah yang harga jualnya Rp 200 juta-Rp 500 juta per unit. ”Untuk harga di atas Rp 500 juta, penyerapannya 10-20 persen,” kata Fuad.

Menurut Fuad, dari seluruh rumah yang terjual, hanya 10 persen yang dibeli kontan, sisanya dibeli secara kredit. ”Saya ingin mendorong perbankan menurunkan suku bunga kredit pemilikan rumah lebih besar agar penjualan meningkat,” ujarnya.

Persoalan yang kini dihadapi, kata Fuad, bukan hanya tingginya bunga kredit pemilikan rumah (KPR), tetapi juga rendahnya persetujuan kredit yang diberikan oleh bank. ”Keuangan perbankan juga seret,” tuturnya.

Namun, hal itu tidak terjadi pada KPR untuk rumah bersubsidi. ”Untuk rumah subsidi, komitmen BTN tinggi. Tetapi, masyarakat menengah bawah tak punya uang akibat pemutusan hubungan kerja,” kata Fuad.

Optimisme

Meski penjualan menurun, tetapi, kata Utami, mulai bulan Maret telah diluncurkan 10 klaster perumahan baru. Ini menjadi indikasi bangkitnya optimisme sektor perumahan. ”Kami memantau 45 perumahan skala besar, mungkin ada yang lain yang juga diluncurkan,” ujarnya.

Turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia, yang diikuti turunnya suku bunga KPR, menurut Utami, akan dapat memicu masyarakat membeli rumah.

Menurut Manajer Procon Indah Milda Z Abidin, pengembang yang selama ini menahan kenaikan harga rumah, pada akhir April diperkirakan akan menaikkan harga 2-4 persen. ”Kenaikan harga rumah tak terlalu tinggi sebab permintaan juga tak terlalu tinggi,” kata Milda.

Pada Kuartal I-2009 telah diluncurkan 2.400 unit rumah, sedangkan pada kuartal IV-2008 hanya 2.200 unit rumah.

Tangerang memberi kontribusi terbesar dalam penyediaan rumah, yaitu 42 persen. Lokasi yang dikembangkan antara lain perumahan Bumi Serpong Damai City dan Bintaro.

Adapun wilayah Bekasi menyumbang 30 persen, Bogor 20 persen, dan Jakarta 8 persen. Sekitar 75 persen rumah yang ditawarkan untuk kalangan menengah dan bawah.

”Permintaan rumah di Tangerang memang tinggi. Dibanding Bekasi, Tangerang lebih banyak akses jalan. Kawasan itu juga diapit dua tol, yakni Jakarta-Tangerang dan Jakarta-Serpong. Tangerang juga bukan kawasan industri,” ujarnya.

Harga tanah di Tangerang Rp 750.000-Rp 6 juta per meter persegi. Adapun di Jakarta Rp 2 juta-Rp 8,1 juta per meter persegi, di Bogor Rp 250.00-Rp 3,5 juta, dan Bekasi Rp 500.000-Rp 2,7 juta per meter persegi. (RYO)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/04/29/03380311/penjualan.kuartal.i.turun

Tidak ada komentar: